Sunday, June 24, 2012

Tugas : Siti Alvin Nuril Bariroh


Siti Alvin Nuril Bariroh           (B03211030)

TUGAS KE -1

Ketika saya berada di posisi tom, yang dilakukan  terlabih dahulu dengan menyusun perencanaan kerja dan menetapkan apa yang akan menjadi tujuan dan target dalam perusahaan itu. Disamping itu juga menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk itu, setelah perencanaan-perencanaan itu tersusun dengan baik maka selanjutnya akan mulai untuk menetapkan tugas-tugasnya dan prosedur-prosedur yang diperlukan. Disini diperlukannya untuk menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab atas apa yang menjadi tugas masing-masing individu tenaga kerja, dan di dalamnya juga harus diterapkan kedisiplinan yang dimana dengan adanya kedisiplinaan itu maka semunya akan lebih lancar dan terorganisir. Untuk itu diperlukan tenaga kerja yang tegas dan mempunyai tanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnyan masing-masing, oleh karena itu sebelumnya diperlukan penyeleksian, pelatian dan pengembangan terlebih dahulu agar penempatan-penempatan tugas-tugas pada tenaga kerja dapat sesui pada posisi yang paling tepat. Setelah itu  juga perlu diadakannya kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan utama tersebut. Disamping itu juga diperlukan pemberian-pemberian penjelasan secara rutin mengenai tugas-tugas mereka supaya mereka lebih mengarti apa yang harus mereka lakukan.
            Selanjutnya juga harus melakukan pengecekan kembali apakah para tenaga kerja telah bekerja dengan seharusnya atau tidak, dan juga kita perlu memintai data-data laporan atas pekerjaan mereka sebagai tanggung jawab tugas masing-masing. Dengan demikianlah apa yang menjadi tujuan utamanya akan tercapai dengan baik.


ATUGAS KE -2

Dengan prinsip Toyota ways, Perusahaan telah berhasil dalam menciptakan Lexus, sebuah divisi mobil mewah yang sama sekali baru di Toyota. Selain itu Lexus juga berhasil menempatkan citra yang tinggi di pasar mobil mewah. Lexus dapat meningkatkan meningkatkan semangat motivasi dalam melakukan inovasi di bagian engineering. Lexus memecahkan pola perilaku yang telah melekat itu dan para engineer yang hanya mengenal Toyota yang konservatif dan menghindar resiko secara tiba-tiba bekerja untuk proyek baru yang lebih menantang. Hal itu juga mengilhami Prius. Sebuah mobil yang efisien bahan bakarnya dan menggunakan hybrid sebagai tenaga penggerak.
Di pabrik-pabrik di seluruh dunia, Toyota secara konsisten menaikkan standar untuk manufaktur, pengembangan produk, dan proses kesempurnaan. Hasilnya adalah sebuah kisah sukses bisnis yang luar biasa: mantap mengambil pangsa pasar dari pesaing pemotongan harga, jauh lebih menghasilkan keuntungan daripada mobil lain, dan memenangkan pujian dari para pemimpin bisnis di seluruh dunia.
Profesor Jeffrey Liker telah mempelajari Toyota selama dua puluh tahun, dan belum pernah terjadi sebelumnya diberikan akses ke Toyota eksekutif, karyawan dan pabrik, baik di Jepang dan Amerika Serikat. Jeffrey mengungkapkan 14 dasar prinsip-prinsip manajemen di belakang mobil yang terkenal di dunia dengan sistem ” Lean Production “. Anda akan belajar bagaimana Toyota menciptakan lingkungan ideal untuk menerapkan teknik dan alat “Lean Production” yaitu:
1.      Menumbuhkan suasana perbaikan terus-menerus dan belajar.
2.      Memuaskan pelanggan (dan menghilangkan pemborosan pada waktu yang sama).
3.      Mendapatkan kualitas yang baik.
4.      Mengajarkan semua karyawan untuk menjadi pemecah masalah .
5.      Tumbuh bersama dengan pemasok dan mitra yang saling menguntungkan.
Sistem produksi Toyota mulai revolusi global di bidang manufaktur dan jasa bisnis yang banyak mempertimbangkan tahap berikutnya di luar produksi massal. Toyota Way Menjelaskan bagaimana sistem produksi Toyota berkembang sebagai sebuah paradigma baru dari keunggulan manufaktur, dan perusahaan-perusahaan dalam industri yang menggambarkan beragam seperti kesehatan, teknik, farmasi dan konstruksi, yang menggunakan metode Toyota secara dramatis meningkatkan kinerja mereka.
Keberhasilan Toyota sebagai perusahaan telah didokumentasikan dengan baik. Perusahaan ini memiliki reputasi yang baik sebagai perusahaan yang unggul dalam hal kualitas, pengurangan biaya, dan kendaraannya yang laku terjual di pasar. Hasilnya adalah sebuah perusahaan yang sangat menguntungkan dilihat dari standar apa pun. Menghasilkan miliaran dollar pertahun dan menimbun cadangan dana sebesar $30 hingga $50 miliar pada waktu kapan pun, cukup untuk meyakinkan orang bahwa perusahaan ini pasti melakukan sesuatu yang benar. Toyota telah memecahakn rekor, menghasilkan lebih dari sekitar $10 miliar pada tahun 2004 dan menjadi perusahaan yang paling menguntungkan dalam sejarah Jepang. Pola tersebut terus berlanjut hingga tahun 2005, memecahkan rekor profitabilitas secara kontinu sementara banyak persaingnya kehilangan pangsa pasar dan berjuang untuk mendapatkan profit. Pada tahun 2005 Toyota di Amerika Utara juga memenangkan penghargaan tertinggi yang diinginkan oleh banyak perusahaan, yaitu J.D Power Initial Quality Award. Toyota memenangkan tempat pertama dalam 10-18 kategori yang ada. Toyota kemudian mendapatkan pernghargaan dari Harbour Associates sebagai perusahaan yang memiliki pabrik paling produktif. Semua ini berhasil dicapai Toyota sambil terus meningkatkan volume penjualannya, sementara disaat yang sama para pesaingnya kehilangan volume penjualan.       

14 Prinsip Toyota Way
  • Prinsip 1: Dasarkan keputusan pengurusan anda pada falsafah jangka panjang, bahkan bila harus mengorbankan tujuan keuangan jangka pendek.
  • Prinsip 2: Buat alur proses yang kontinu untuk mengangkat permasalahan ke permukaan.
  • Prinsip 3: Gunakan sistem "tarik" (pull) untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan.
  • Prinsip 4: Ratakan beban kerja (heijunka). (Bekerjalah seperti kura-kura, bukan seperti kelinci).
  • Prinsip 5: Bangun budaya agar berhenti untuk memperbaiki masalah, sehingga kualiti yang tepat diperoleh sejak pertama kali.
  • Prinsip 6: Tugas dan proses yang terstandar merupakan dasar untuk perbaikan secara terus-menerus dan pemberdayaan karyawan.
  • Prinsip 7: Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah yang tersembunyi.
  • Prinsip 8: Gunakan hanya teknologi yang dapat dipercaya dan benar-benar teruji untuk melayani orang-orang dan proses.
  • Prinsip 9: Kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami pekerjaannya, menjiwai falsafahnya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
  • Prinsip 10: Kembangkan orang-orang dan tim yang luar biasa, yang bersedia mengikuti falsafah syarikat Anda.
  • Prinsip 11: Hormati jaringan mitra dan pemasok dengan cara terus menantang mereka dan membantu mereka memperbaiki diri.
  • Prinsip 12: Pergi dan melihat sendiri untuk dapat benar-benar memahami situasi (genchi genbutsu).
  • Prinsip 13: Ambil keputusan secara perlahan-lahan dengan konsensus, seksama dalam mempertimbangkan semua pilihan; mengimplementasikan keputusan dengan cepat (nemawashi).
  • Prinsip 14: Menjadi organisasi pembelajar melalui refleksi yang terus-menerus (hansei) dan perbaikan yang berkesinambungan (kaizen).




TUGAS KE-3

Analisa SWOT PT Mustika Ratu

1. Strengths (S)
 - SDM
Dalam mengelola sumber daya manusia, PT. Mustika Ratu senantiasa mengacu kepada ketentuan yang tercantum pada ISO 9001 versi 2000 dan ISO 14001 versi 2004. Setiap tahun PT. Mustika Ratu mengadakan training untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan kerja para karyawan, baik dari level Supervisor, Superintendent dan Manager.
- Distribusi
PT. Mustika Ratu memiliki jaringan distribusi yang luas, di beberapa cabang di kota-kota besar di Pulau Jawa ditambah dengan puluhan distributor di seluruh Indonesia dan mancanegara, menjadikan produk-produk – nya tersebar di hampir setiap jenis outlet baik pasar tradisional maupun pasar modern.
- Produksi
Sebagai perusahaan industri kosmetika tradisional, PT. Mustika Ratu selalu berupaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengadopsi ISO 9001 versi 2000 untuk meningkatkan mutu produk demi peningkatan kepuasan pelanggan. Dalam proses produksi, PT Mustika Ratu juga telah menetapkan CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) agar hasil produksinya dapat diterima di pasar lokal maupun mancanegara.
- Sertifikasi
Sertifikasi ISO 9001 versi 2000 dan Sertifikasi ISO 14001 versi 2004 membuktikan PT. Mustika Ratu secara kontinyu meningkatkan mutu produk demi kepuasan pelanggan dan selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan yang selalu dievaluasi secara periodik oleh Sucofindo.
- Penghargaan
Penghargaan dari Bapak Gubernur DKI sebagai perusahaan yang telah melaksanakan pengolahan limbah dengan baik telah di terima PT. Mustika Ratu pada bulan Oktober 2005. Hal ini membuktikan PT. Mustika Ratu tetap konsisten untuk mengelola lingkungan dengan baik dan dalam segala kegiatannya senantiasa berwawasan lingkungan.
- Customer Service Centre
Dengan adanya Customer Service Centre ini, diharapkan perusahaan dapat berinteraksi langsung dengan konsumen, pelanggan maupun mitra usaha dan pada akhirnya menciptakan hubungan yang harmonis diantara mereka.
- Produk
PT. Mustika Ratu telah memproduksi lebih dari 700 jenis produk yang terdiri dari perawatan rambut, perawatan wajah, perawatan tubuh, make-up dasar, make-up artistik dan jamu untuk segala jenis usia maupun gender.

2. Weaknesses (W),
 kelemahanan dari PT Mustika Ratu, kompetisi pasar yang ramai membuat perusahaan tersebut harus jeli melihat produk unggulan dari 565 produk yang dimiliki. - Promosi
Kurangnya promosi yang dilakukan oleh PT. Mustika Ratu untuk memperkenalkan produk barunya dan membangun brand image dikalangan masyarakat luas masih terbilang terbatas. Selama ini PT. Mustika Ratu hanya fokus pada Pemilihan Putri Indonesia dalam membantu kegiatan promosinya. Itupun dirasa kurang membantu dalam mengangkat image produk Mustika Ratu dan meningkatkan penjualan.
- Tekhnologi
Dalam proses produksinya, PT. Mustika Ratu masih menggunakan tekhnologi standar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dan biaya operasional.
- Kemasan
Bentuk fisik yang kurang menarik walaupun sering melakukan penggantian kemasan. Dan warna-warna yang dihasilkan kadangkala kurang mengikuti selera pasar.
- Merk
Nama merk yang dipakai seringkali kurang komersial sehingga orang kurang tertarik untuk membeli.
- Knowledge
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu membuat para karyawannya sendiri tidak hapal akanMustika Ratu itu sendiri. Ini dapat dilihat dari para Beauty Consultant yang menunggu di counter hanya tahu produk yang umum-umum saja.

3. Opportunities (O),
banyak sekali konsumen yang mencari produk jamu dari PT Mustika Ratu seperti Slimming Tea di gerai kesehatan sedangkan produk ini banyak tersedia digerai kecantikan. halono memberikan peluang pada PT Mustika Ratu untuk memperluas pasarnya.

4. Threat (T),
ancaman yang datang dari luar perusahaan biasanya adalah pesaing, PT Mustika Ratu tidak bersaing dengan yang selevel. PT mustika ratu ingin menjadi perusahaan besar maka PT mustika ratu hanya melihat pada apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh yang besar untuk mengisi pasar. manajemen PT Mustika Ratu menetapkan strategi untuk bermain di luar pasar pesaing.

TUGAS KE 4 dan 5

1.      Saya akan mengadakan penyeleksian, tidak memandang siapa pun meskipun itu teman saya atau bukan maka harus melalui prosedur-prosedur penyeleksian terlebih dahulu dengan prosedur-prosedur dan syarat-saryat yang ada maka kita akan mengetahui kemampuan dan pengalaman yang mereka punya. Siapa pun yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada itu dan saya anggap dia mampu maka dialah yang akan saya pilih menjadi karyawan saya. Apabila teman saya tidak mampu memenuhi persyaratan-persayaratan yang ada maka ia tidak bisa diambil untuk menjadi karyawan saya.Karen jika saya mengambil keputusan dengan pempekerjakan karyawan yang minim dan tidak berpengalaman dalam hal pekerjaan tersebut dan penempatannya tidak sesui dengan kemampuannya maka dalam bekerja tidak akan dapat bekerja secara optimal dan baik. Disini yang saya butuhkan adalah karyawan yang dapat bekerja sesuai dengan penempatannya dengan baik, selama ada yang lebih baik dan lebih mampu untuk pekerjaan itu mengapa kita harus mengambil yang mempunyai kemampuan yang minim dan masih kurang dalam berpengalaman. dan faktor penyebab untuk memilih keputusan ini agar bisa meminimalisir resiko-resiko yang mungkin untuk terjadi.

2.      Proses Pembuatan Keputusan
Ø  Pemahaman dan perumusan masalah.
Manajer
harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya , dan menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Ø  Pengumpuland an Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
Ø  Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
Ø  Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
Ø  Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
Ø  Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
Ø  Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.

3.      Enam sifat dari proses pengambilan keputusan
Ø  Sistematis
Ø  Logis
Ø  Beralasan
Ø  Universal
Ø  Fleksibel
Ø  Pilihan terbaik.

4.      Empat gaya pengambilan keputusan
Ø  Analisis
Ø  Konseptual
Ø  Perilaku
Ø  Mengarahkan.

5.      Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil adalah dengan memberlakukan aturan keputusan (decision rule) atau pengujian (examination) terhadap alternatif keputusan, dan dengan melakukan pengambilan keputusan secara tim atau kelompok.
1.      Penggunaan aturan terhadap alternatif keputusan.
      Penggunaan aturan atau decision rule pada dasarnya dilakukan untuk memastikan apakah alternatif keputusan yang diambil akan mempengaruhi kriteria-kriteria yang dianggap harus dipenuhi untuk setiap keputusan. Kriteria tersebut dapat di bagi dua:
Ø  Kriteria prioritas.
Untuk kriteria ini, setiap alternatif keputusan yang akan disusun berdasarkan tingkat prioritasnya dari prioritas tertinggi hingga terendah, sehingga keputusan yang akan diambil paling tidak memenuhi syarat prioritas untuk dilakukan.
Ø  Kriteria minimum.
Untuk kriteria ini, setiap alternatif keputusan yang akan diambil haruslah memenuhi syarat minimum yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa keputusan yang akan diambil dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Pengujian terhadap berbagai alternatif keputusan.
      Pengujian ini dapat dilakukan dengan melakukan simulasi atas skenario dari alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan.
3.      Pengambilan keputusan secara berkelompok.
      Untuk meminimalkan keterbatasan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan, maka keputusan yang dapat diambil melalui jalan kelompok. Diantara alternatif teknik pengambilan keputusan ini yaitu:
Ø  Teknik Curah Ide (BRAINSTORMING). Teknik nini dilakukan untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari bebagai pihak agar alternatif keputusan yang akan diambil semakin banyak.teknik ini akan sangat efektif  jika anggota organisasi atau kelompok adalah orang-orang yang terbuka untuk menyampaikan suatu sekaligus juga terbuka untuk dikritisi.
Ø  Teknik Kelompok Nominal (NOMINAL GROUP TECNIQUE). Teknik ini dilakukan dengan jalan bahwa setiap individu diminta untuk menilai terlebih dahulu secara individual, lalu dikemukakan dalam kelompok untuk didiskusikan, dan keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak yang diambil melalui pilihan secara tertutup dan rahasia.
Ø  Teknik Delphi (DELPHI TECHNIQUE). Teknik ini hampir mirip dengan teknik kelompok nominal di atas. Perbedaanya adalah bahwa anggota dari kelompok adalah orang-orang yang secara keahlianya telah ditentukan. Kemudian juga keputusan tidak berdasarkan suara, akan tetapi diskusi atas setiap alternatif hingga diperoleh alternatif yang terbaik.
4.      Keterbatasan pengambilan keputusan secara berkelompok.
      Sekalipun keputusan secara kelompok dapat meminimalisir dalam pengambilan  keputusan, akan tetapi juga mengandung keterbatasan terutama jika setiap anggota kelompok memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda. Keputusan yang dihasilakan juga membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dikarenakan setiap alternatif keputusan memerlukan pandangan dari setiap anggota kelompok. Namun demikian, di sinilah barangkali letak dinamika dari organisasi. Kelebihan dan keterbatasan dari setiap alternatif keputusan merupakan salah satu faktor yang selalu dihadapi dalam organisasi, di mana pun dan kapan pun.




No comments:

Post a Comment