Sunday, June 24, 2012

SYIFAUL UMMAH....(Tugas Komunikasi) kelompok


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Komunikasi
1.      Pengertian Komunikasi
Edward Depari, (Komunikasi dalam Organisasi) memberikan pengertian: komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambing tertentu yang mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan (source, komunikator sender) ditujukan kepada penerima pesan ( receiver), communicant, audience.[1]
Dalam proses komunikasi kebersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada hakikatnya setiap proses komunikas terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan, saluran, dan penerima, di samping masih terdapat pula unsur pengaruh (effects) dan umpan balik (feed back)
Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambahkan efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung/ maupun media massa jika pe\rubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.[2]
2.      Hakikat Komunikasi
Sepanjang waktu kita selalu melakukan komunikasi. Proses itu bukan saja terjadi di kala kita menghendakinya, bahkan ada orang menyatakan diwaktu kita sendiri pun kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Komunikasi adalah suatu tingkah laku perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambing-lambang yang mengandung makna atau arti dan perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seorang kepada orang lain, suatu pemindahan atau penyampaian informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan.
Komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses social, yaitu suatu yang berlangsung atau berjalan antar manusia. Istilah proses memang merupakan perubahan atau serangkaian tindakan dan peristiwa selama beberapa waktu menuju sesuatu hasil tertentu. Jadi setiap langkah, mulai dari pesan yang diciptakan sampai timbulnya pengaruh atau perubahan pada sasaran, adalah proses komunikasi yang asasi.[3]
Sebagai proses social, maka dalam komunikasi, selain terjadi hubungan antar manusia, juga terjadi interaksi atau saling mempengaruhi. Karena itu semua yang terlibat dalam proses komunikasi, mau tidak mau pasti mengalami perubahan. Itulah sebabnya perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dielakkan.
B.     Komunikator dan Komunikan yang baik
1.      Komunikator yang baik
Jika individu akan menyampaikan suatu pesan, informasi ataupun gagasan kepada individu lain secara baik, maka diperlukan suatu niatan dan motivati yang baik pula.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
ñ  Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, waktu penyampaian dan salurannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secra matang.
ñ  Kesungguhan artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut atau harus disampaikan secara sungguh – sungguh atau serius. Hal ini dapat dilihat atau dirasakan oleh komunikan dari bahasa verbal maupun non verbal.
ñ  Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada individu lain, pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang akan disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu serta berguna untuk individu tersebut.
ñ  Kepercayaan diri artinya jika individu mempunyai rasa percaya diri maka hal ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya dan bagi penerimanya.
ñ  Ketenangan artinya sebaik atau sejelek apapunyang akan disampaikan, individu harus bersikap tenang, tidak emosi maupun memancing emosi penerima, karena dengan adanya ketenangan maka informasi akan lebih jelas, baik dan lancar.
ñ  Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat – buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima.
ñ  Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat secara sederhana, berurutan dan lengkap maka memberikan kejelasan dan kefahaman.

2.      Komunikan yang baik
Pada suatu ketika bisa jadi individu akan berdiri sebagai komunikan atau yang menerima pesan dan informasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal- hal dibawah ini :
ñ  dapat menerima masukan dari individu lain, artinya setiap masukan yang diberikan individu lain harus dapat diterima secara terbuka dan tenang. Meskipun terkadang masukan tersebut sangat menyakitkan atau kurang enak, namun masukan tersebut harus diterima.
ñ  Mampu memahami secara baik pesan – pesan atau masukan yang diberikan.
ñ  Mampu menyeleksi atau memilih pesan atau informasi yang akan memberikan manfaat dan kegunaan.
ñ  Mampu menggabungkan informasi atau pesan yang diberikan dengan pengetahuan, kemampuan, dan pendapat pribadi.
ñ  Mampu menyampaikan kembali pesan- pesan yang masuk, setelah diolah kemudian disampaikan kembali kepada individu / komunikan

C.    Proses komunikasi
Tekhnik berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya.
Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial- yakni gerakan anggota tubuh- gambar, warna dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir atau menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunujukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto,lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik,atau lainnya, adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataann seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berhenti, kuning berarti siap dan hijau berarti berjalan, kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada pemakai jalan. Di antara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal- hal, selain yamg kongkret juga ada yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang- lambang lainnya.
Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni :
Ø  Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan.
Ø  Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Ø  Dampak behavioral, yakni dampak yang pernah timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Untuk contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari berita surat kabar. Pernah sebuah surat kabar membuat berita yang dilengkapi foto mengenai seorang wanita yang menderita tumor yang menahun hingga perutnya besar tak terperikan. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya itu menarik perhatian banyak pembaca. Berita tersebut dapat menimbulkan berebagai jenis efek. Jika seorang pembaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia menjadi tahu, maka dampaknya sekedar kognitif saja. Apabila ia merasa iba atas penderitaan perempuan yang hidupnya tidak berkecukupan itu, berita tersebut menimbulkan dampak afektif. Tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu, kemudian pergi ke redaksi surat kabar yang memberitakannya dan menyerahkan sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita, maka berita tadi menimbulkan dampak behavioral.  
D.    Tehnik Komunikasi Persuasif
Dimuka telah dikemukakan bahwa komunikasi bersifat informatif dan persuasif, tergantung kepada tujuan komunikato. Dibandingkan dengan komunikasi informatif, komunikasi persuasif lebih sulit sebab, jika komunikasi informatif bertujuan hanya untuk memberi tahu, komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku.
Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkataan Latin persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak atau merayu.
Para ahli komunikasi seringkali menekankan bahwa persuasi adalah kegiatan psikologis. Penegasan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbedaan dengan koersi (coersion). Tujuan persuasi dan koersi adalah sama, yakni untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku tetapi jika persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat- sifat manusiawi, koersi mengandung sanksi atau ancaman. Perintah, instruksi bahkan suap, pemerasan dan boikot adalah koersi.[4]
Akibat dari kegiatan koersi adalah perubahan sikap, pendapat atau perilaku denagn perasaan terpaksa karena diancam yang menimbulkan rasa tak tenang bahkan rasa benci, mungkin juga dendam . Sedangkan akibat dari kegiatan persuasi adalah kesadaran, kerelaan disertai perasaan senang.
E.     Perencanaan Komunikasi Persuasif
              Agar komunikasi persuasif itu mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan komponen- komponen proses komunikasi sebagai mana diutarakan dimuka. Komponen komunikasi adalah komunikator, pesan, media dan komunikan. Apa yang harus dilakukan komunikator?
              Bagi seorang komunikator, suatu pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas isinya, tetapi yang perlu dijadikan pemikiran ialah pengelolaan pesan (message management). Pesan harus ditata sesuai dengan diri komunikan yang akan dijadikan sasaran. Dalam hubungan ini komunikator harus terlebih dahulu melakukan komunikasi intrapersona (intrapersonal communication): berkomunikasi dengan diri sendiri, berdialog dengan diri sendiri, bertanya kepada diri sendiri untuk dijawab oleh diri sendiri. Siapa komunikan yang akan dijadikan sasaran? Apakah seorang atau sekelompok orang? Atau masyarakat keseluruhan? Jika hanya seorang, apa pekerjaannya, pendidikannya, agamanya, ideologinya, hobinya? Bila sekelompok orang, apakah kelompok kecil atau kelompok besar? Apakah homogen atau heterogen? Jikalau masyarakat keseluruhan, apakah massa kongkret atau masa abstrak?
              Jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan di atas bersangkutan dengan penentuan media jika memang  memerlukan media – yang harus dipilih dari sekian banyak jenis media: media nirmassa yang terdiri dari surat telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, pamflet dan lain- lain atau media massa yang terdiri dari surat kabar, radio, televisi dan film.
              Apabila komunikan yang akan dijadikan sasaran sudah jelas dan media yang diperkirakan memadai juga telah ditetapkan, maka kini telah tiba gilirannya untuk menata pesan. Sehubungan dengan proses komunikasi persuasif itu berikut ini adalah teknik- teknik yang dapat dipilih :
ñ  Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh kalangan bisnis atau kalangan politik.
ñ  Teknik Integrasi
Yang dimaksud dengan integrasi ialah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan. Ini berarti bahwa, melalui kata- kata verbal atau nirverbal, komunikator menggambarkan bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.
ñ  Teknik Ganjaran
Teknik ganjaran (pay off technique) adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming- iming hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan.
ñ  Teknik Tataan
Yang dimaksudkan dengan tataan, sebagai terjemahan dari icing adalah upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak di dengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan olegh pesan tersebut.
Teknik tataan atau icing technique dalam kegiatan persuasi ialah seni menata pesan dengan imbauan emosional (emotional appeal) sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya.[5]
ñ  Teknik Red- Herring
Istilah red- herring sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sebab red- herring adalah nama ikan yang hidup di Samudra Atlantik Utara. Jenis ikan ini terkenal dengan kebiasaannya dalam membuat gerak tipu ketika diburu oleh binatang lain atau manusia.
Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red- herring adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan megelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian megalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. Jadi teknik ini dilakukan pada saat komunikator berada dalam posisi yang terdesak.
Bagi seorang diplomat atau tokoh politik ini sangat penting karena ia harus mampu mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis. Untuk dapat malakukan gerak tipu dalam diskusi atau perdebatan, komunikator harus menguasai topik yang didiskusikan atau diperdebatkan. Dalam hubungan ini, sebelum terjun ke arena komunikasi seperti itu, ia harus mengadakan persiapan dengan matang.      
F.     Pertahanan komunikasi persuasif
Demi berhasilnya komunikasi persuasif perlu dilaksanakan secara sistematis. Tampaknya suatu formula yang biasa disebut AIDDA dapat dijadikan landasan pelaksanaan.
Formula AIDDA merupakan kesatuan singkatan dari tahap- tahap komunikasi persuasif. Penjelasannya sebagai berikut :
A   Attention         (Perhatian)
I     Interest            (Minat)
D   Desire              (Hasrat)
D   Decision          (Keputusan)
A   Action             (Kegiatan)
Formula tersebut sering pula dinamakan A- A Procedure sebagai singkatan dari Attention – Action Procedure, yang berarti agar komunikan dalam melakukan kegiatan dimulai dahulu dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA itu, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata- kata yang merangsang , tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi khalayak. Senyum yang tersungging pada wajah yang cerah sudah bisa menimbulkan perhatian pada khalayak.[6]
Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kini menyusul upaya menumbuhkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal- hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. “ know your audience, kenalilah khalayakmu”, demikian nasihat para ahli komunikasi.
Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk imbauan emosional (emosional appeal) perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk suatu kegiatan sebagaimana diharapkan dari padanya.
Tata cara pentahapan komunikasi persuasif, sebagaimana dipaparkan diatas, bisa diketahui hasilnya dalam beberapa saat saja, tetapi juga bisa bertahun- tahun.
Dalam rangka upaya agar komunikan melakukan kegiatan sebagaimana diharapkan komunikator, hanya pengekspresian kesanggupan sudah dapat dijadikan pegangan oleh komunikator. Cara membuat komunikan menyatakan sesuatu secara verbal sering dilakukan dalam gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership). Dalam suatu situasi komunikasi kelompok untuk memecahkan suatu masalah, diupayakan agar setiap orang yang hadir mengekspresikan sesuatu, kalau  perlu hanya mengucapkan kata “ya” sebagai pertanyaan setuju terhadap gagasan komunikator atau gagasan rekan lain. Dengan pernyataan itu ia merasa dibebani tanggung jawab untuk menyukseskan hasil keputusan pertemuan itu.                                                                             
G.    Jenis-Jenis Komunikasi
Jenis-jenis komunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1.      Komunikasi tertulis
Komuniukasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Keuntungan komunikasi tertulis antara ain adalah bahwa komunikasi itu telah dipersiapkan terlebih dahulu secara baik, dapat dibaca berulang-ulang, menurut prosedur tertentu, mengurangi biaya, dan lain-lain. Kekurangannya antara lain adalah memerlukan dokumentasi yang cukup banyak, kadang-kadang tidak jelas, umpan balik yang diminta cukup lama datangnya (birokrasi). Untuk mengatasi hal ini dalam komunikasi tertulis agar diusahakan:
a.       Menggunakan kata-kata sederhana
b.      Menggunakan kata-kata pendek yang lazim
c.       Member ilustrasi, bagan, denah, dan sket untu memperjelas
d.      Mengutamakan logika dan langsung
e.       Memahami kerja aktif dan positif
f.       Menghindari kata-kata yang kurang perlu

2.      Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah komunuikasi yang dilakukan secara lisan. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan. Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung berhadapan atau tatap muka dan dapat pula melalui telepon. Kebaikan komunikasi lisan antara lain dapat dilaukan secara cepat, langsung, terhindar salah paham, jelas dan informal. Sedangkan kekurangannya kadang-kadang dilaksanakan secara lamban dan lamabat, adanya dominasi atasan atau seseorang atau orang lain, dan kadang-kadang dilaksanakan satu arah.[7]
3.      Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan mimic, pantomime, dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat bermacam-macam. Bahasa isyarat dapat menimbulkan salah tafsir, terutama kalau berbeda latar belakang kebudayaan.
4.      Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi, dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.
5.      Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah lebih bersifat informative dan persuasive dan memerlukan hasil (feed back)
H.    Hambatan Komunikasi
Problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Problem komunikasi menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, dan penerima. Hambatan dalam komunikasi antara lain:
a.       Kurangnya perencanaan dalam komunikasi (tidak dipersiapkan terlebih dahulu)
b.      Perbedaan persepsi
c.       Perbedaan harapan
d.      Kondisi fisik atau mental yang kurang baik
e.       Pesan yang tidak jelas
f.       Prasangka yang buruk
g.      Trsnsmisi yang kurang baik
h.      Penilaian/ evaluasi yang premature
i.        Tidak ada kepercayaan
j.        Ada ancaman
k.      Perbedaan status, pengetahuan, bahasa
l.        Distorsi (kesalahan informasi)

I.       Pesan
Pesan yang mengena harus memenuhi syarat:
a.       Pesan harus direncanakan (dipersiapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan)
b.      Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, komunikator dan komunikan.
c.       Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulakn kepuasan.

1.      Syarat-syarat Pesan
Pesan harus memenuhi syarat-syarat yakni umum, jelas, dan gambling, bahasa yang  jelas positif, seimbang dan disesuaikan dengan keinginan komunikan.

2.      Hambatan terhadap Pesan
Seringkali yang kita alami dalam komunikasi lain dari yang kita harapkan, lain pula yang kita peroleh. Hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan, antara lain:
a.       Hambatan bahasa
Pesan yang disalah artikan sehingga tidak mencapai apa yang diinginkan, jika bahasa yang digunakan tidak dipahami oleh komunikan, termasuk dalam hal ini penggunaan istilah-istilah yang mungkin dapat diartikan berbeda.
b.      Hambatan Teknis
Pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena gangguan teknis, misalnya suara tidak sampai karena pengeras suara rusak, kebisingan lalu lintas, dan sebagainya. Gangguan teknis ini sering terjadi pada komunikasi yang menggubakan media.
c.       Hambatan Bola Salju
Pesan jadi melebar sampai jauh akibatnya semakin jauh menyimpang dari pesan semula.
J.      Pola Komunikasi
1.      Pola Komunikasi
Ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, dan pola bintang. Keempat pola tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
                  B


                                                     
     E                      A                      C                           (Roda)            


 


                             
                              D


A                   B                       C                          D                       E
                                           (Rantai)
                                
                                                                        
                           A                                                                                  A
                   














 


E                                               B                                 E                                                    B
























 




             D                     C                                                            D                       C
                  (Lingkaran)                                                                        (Bintang)

Penjelasan:
a.      Pola roda, seseorang berkomunikasi pada banyak orang, yaitu: B, C, D, dan E.
b.      Pola rantai, seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain (B), dan seharusnya ke (C), ke (D), dsn ke (E).
c.       Pola lingkaran, hamper sama pada pola rantai, namun orang terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A)
d.      Pola bintang, semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.

1.      Metode Komunikasi
Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara (metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, social budaya, dan latar belakang dari komunikan sehingga komunuikator harusdapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran.[8]
Metode atau cara tersebut antara lain:
a.       Komunikasi satu tahap
Komuniikator mengirimkan pesan langsung kepada komunikan sehingga timbul kemungkinan terjadi proses komunikasi satu arah.
b.      Komunikasi dua tahab
Komunikator dapat menyampaikan pesannya tidak langsung kepada komunikan, tetapi melalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan pesan kepada komunikan.
c.       Komunikasi banyak tahap
Dalam penyampaian pesan, komunikator melakukan dengan cara-cara lain, tidak selalu mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah akan tetapi dengan cara lain, yakni sengan melalui berbagai tahap.
Perhatikan gambar dibawah ini:



                                                  (A)






 




  
 (C)                                     (B)                                             (D)
Komunikasi satu tahap









                                        
                                           (A)























 

                                                                                             
                                                                                               Satu tahap























 


       (B)                               (B)                               (B)











 

                                                                                               Dua tahap















 

     (C)                                (C)                            (C)
Komunikasi dua tahap



 

                                     (A) 
                                             














 


                                     (B)
                                                                                 (D)
  (C)                                                                 
                                                                                                                    
                                                                                                                    (C)
                                    (C)                                             

Komunikasi banyak tahap


Penjelasan:
a.       (A) komunikator, (B), (C), dan (D) komunikan.
b.      (A) komunikator, (B) orang tertentu (tokoh), (C) komunikan.
c.       (A) komunikator, (B) orang tertentu (pedagang), (B) komunikan, dan (D) media.

K.    Audit Komunikasi
 Audit komunikasi adalah alat untuk menganalisis komunikasi yang diihubungkan dengan banyaknya kegiatan manajerial. Format audit dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, dan analisis document tertulis.
Ada empat macam jaringan komunikasi yang diperlukan dalam audit komunikasi, yaitu:
1.      Jaringan tugas yang dihubungkan dengan kebijakan, prosedur peraturan, dan hubungan atasan-bawahan.
2.      Jaringan inovatif, termasuk pemecahan masalah, rapat, dan saran perubahan.
3.      Jaringan integrative yang terdiri atas hadiah, promosi, dan lain-lain yang dihubungkan dengan tujuan pribadi atau individual.
4.      Jarinagn instruktif, termasuk publikasi, bulletin, dan lainp-lain.
Selanjutnya, dasar dari komunikasi yang efektif adalah mengetahui dengan jelas apa yang diinginkan, mengertikan pihak lain, dan berbicara serta menulis dengan bahasanya.
Usaha untuk mencapai tujuan komunikasi yang efektif, antara lain:
a.       Usahakan agar komunikasi memberikan keterangan yang lengkap.
b.      Usahakan terdapat kepercayaan antara kedua belah pihak.
c.       Usahakan mencapai dasar pengalaman yang sama.
d.      Gunakan bahasa yang dikenal oleh masing-masing pihak.
e.       Perhatikan hubungan-hubungan.
f.       Usahakan agar perhatian pihak yang menerima instruksi tetap ada.
g.      Gunakan contoh-contoh dan alat-alat visual.
h.      Praktekkanlah penangguhan reaksi.
Semua tindakan harus disertai dengan rencana seorang komunikator, sebelum melakukan tindakan harus ada rencana terlebih dahulu, serta harus mengetahui keadaan komunikan.
Teknik dan Bimbingan Komunikasi
Agar proses komunikasi dapat mencapai sasarannya, maka perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini:
1.      Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi.
2.      Periksa tujuan komunikasi.
3.      Periksa lingkungan fisik dan manusia sebelum berkomunikasi.
4.      Dalam berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara.
5.      Dalam meencanakan komunikasi, berkonsultasilah kepada pihak lain agar memperoleh dukungan.
6.      Komunikasikanlah hal-hal yang berharga saja.
7.      Komunikasi yang efektif perlu tidak lanjut.
8.      Komunikasikan pesan-pesan secara singkat.
9.      Tindakan komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan.
10.  Jadilah pendengar yang baik.   














BAB III
PENUTUP
Ø  Kesimpulan                                                   
Berbagai teknik komunikasi dapat dipergunakan dalam berkomunikasi untuk kepentingan ini perlu dikuasai teknik komunikasi dengan tepat. Tujuan dalam teknik berkomunikasi adalah dalam rangkah memperoleh hasil atau efek yang sebesar-besarnya. Sifatnya tahan lama bahkan kalau mungkin bersifat abadi. Jika suatu komunikasi berhasil mengubah perilaku kepercayaan dan sikap seseorang atau komunikan, maka perubahan tersebut diharapkan dapat benar-benar langgeng atau dapat tahan lama.
1.      Sepanjang waktu kita semua melakukan komukasi. Tidak ada jalan untuk menghentikan proses komunikasi. Proses itu bukan saja terjadi dikala kita menghendaki, bahkan ada orang menyatakan, di waktu kita sendirian pun kita berkomunikasi dengan diri sendiri.
2.      Komunikasi adalah suatu tingkah laku perbuatan atauy kegiatan penyampaian atau pengoperan lambing-lambang yang mengandungmakna atau arti, atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.
3.      Merenung dan berpikir merupakan dasar dalam komunikasi sebab setiap komunikasi yang bertujuan bermula dari suatu pikiran dan ide.
4.      Menjadi bahasan teknik komunikasi adalah terutama keterampilan berbicara, mendengarkan, dan keadaan pribadi yang menyertai terjadinya komunikasi tersebut. Komunikasi adalah keterampilan atau tingkah laku yang diperoleh dan dipelajari karena itu dapat diubah dan diperbaiki.
5.      Setiap orang mempunyai potensi untuk melakukan komunikasi dan potensi itu dapat lebih baik dan semaksimalnya dijelmakan dan dicapai oleh orang tersebut. Komunikasi merupakan hasil dari usaha yang dapat dipelajari dan dikembangkan terus menerus.

Ø  DAFTAR PUSTAKA

Severin j. Werner- tankard jr. w. james. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta:    PT Kencana Prenada Media Group.
                                                   
Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Effendi. Onong Uchajana. 1978. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Resdakarya.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Widjaja, A.w. 1993. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat). Jakarta: Bumi Aksara.
                                                    


[1]Widjaja.  Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000). Hal. 83
[2] Effendi. Onong Uchajana.  Dinamika Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Resdakarya, 1978). Hal. 4

[3] Ibid
[4] Wiryanto.  Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004). Hal. 40

[5] Ibid
[6] Widjaja, A.w. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat). (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). Hal. 77

[7] Severin j. Werner- tankard jr. w. james. Teori Komunikasi. (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2009). Hal. 97

[8] Ibid

No comments:

Post a Comment