BAB I
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Komunikasi
1. Pengertian
Komunikasi
Edward Depari, (Komunikasi dalam Organisasi) memberikan
pengertian: komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan
yang disampaikan melalui lambing tertentu yang mengandung arti dilakukan oleh
penyampai pesan (source, komunikator
sender) ditujukan kepada penerima pesan ( receiver), communicant,
audience.[1]
Dalam proses komunikasi kebersamaan
tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan
informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada hakikatnya setiap proses
komunikas terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan, saluran, dan penerima,
di samping masih terdapat pula unsur pengaruh (effects) dan umpan balik (feed
back)
Bagaimanapun juga setiap komunikasi
yang dilakukan senantiasa menambahkan efek yang positif atau efektivitas
komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah
komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang
terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang
diterima baik langsung maupun tidak langsung/ maupun media massa jika
pe\rubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut
efektif.[2]
2. Hakikat
Komunikasi
Sepanjang waktu kita selalu
melakukan komunikasi. Proses itu bukan saja terjadi di kala kita
menghendakinya, bahkan ada orang menyatakan diwaktu kita sendiri pun kita
berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Komunikasi adalah suatu tingkah laku
perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambing-lambang yang
mengandung makna atau arti dan perbuatan penyampaian suatu gagasan atau
informasi dari seorang kepada orang lain, suatu pemindahan atau penyampaian
informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan.
Komunikasi pada hakikatnya adalah
suatu proses social, yaitu suatu yang berlangsung atau berjalan antar manusia.
Istilah proses memang merupakan perubahan atau serangkaian tindakan dan
peristiwa selama beberapa waktu menuju sesuatu hasil tertentu. Jadi setiap
langkah, mulai dari pesan yang diciptakan sampai timbulnya pengaruh atau
perubahan pada sasaran, adalah proses komunikasi yang asasi.[3]
Sebagai proses social, maka dalam
komunikasi, selain terjadi hubungan antar manusia, juga terjadi interaksi atau
saling mempengaruhi. Karena itu semua yang terlibat dalam proses komunikasi,
mau tidak mau pasti mengalami perubahan. Itulah sebabnya perubahan merupakan
hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dielakkan.
B.
Komunikator dan
Komunikan yang baik
1. Komunikator
yang baik
Jika individu akan menyampaikan
suatu pesan, informasi ataupun gagasan kepada individu lain secara baik, maka
diperlukan suatu niatan dan motivati yang baik pula.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
ñ Adanya
kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, waktu penyampaian dan
salurannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secra matang.
ñ Kesungguhan
artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut atau harus disampaikan
secara sungguh – sungguh atau serius. Hal ini dapat dilihat atau dirasakan oleh
komunikan dari bahasa verbal maupun non verbal.
ñ Ketulusan
artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada individu lain,
pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang akan disampaikan itu
merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu serta berguna untuk individu
tersebut.
ñ Kepercayaan
diri artinya jika individu mempunyai rasa percaya diri maka hal ini akan sangat
berpengaruh pada cara penyampaiannya dan bagi penerimanya.
ñ Ketenangan
artinya sebaik atau sejelek apapunyang akan disampaikan, individu harus
bersikap tenang, tidak emosi maupun memancing emosi penerima, karena dengan
adanya ketenangan maka informasi akan lebih jelas, baik dan lancar.
ñ Keramahan
artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan komunikasi,
karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat – buat akan menimbulkan
perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima.
ñ Kesederhanaan
artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat secara sederhana,
berurutan dan lengkap maka memberikan kejelasan dan kefahaman.
2. Komunikan
yang baik
Pada
suatu ketika bisa jadi individu akan berdiri sebagai komunikan atau yang
menerima pesan dan informasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal- hal
dibawah ini :
ñ dapat
menerima masukan dari individu lain, artinya setiap masukan yang diberikan
individu lain harus dapat diterima secara terbuka dan tenang. Meskipun
terkadang masukan tersebut sangat menyakitkan atau kurang enak, namun masukan
tersebut harus diterima.
ñ Mampu
memahami secara baik pesan – pesan atau masukan yang diberikan.
ñ Mampu
menyeleksi atau memilih pesan atau informasi yang akan memberikan manfaat dan
kegunaan.
ñ Mampu
menggabungkan informasi atau pesan yang diberikan dengan pengetahuan,
kemampuan, dan pendapat pribadi.
ñ Mampu
menyampaikan kembali pesan- pesan yang masuk, setelah diolah kemudian
disampaikan kembali kepada individu / komunikan
C. Proses
komunikasi
Tekhnik
berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan yang dilakukan
seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada
komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan
pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan,
anjuran dan sebagainya.
Pernyataan tersebut dibawakan oleh
lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk
menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan,
antara lain kial- yakni gerakan anggota tubuh- gambar, warna dan sebagainya.
Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir atau menganggukkan
kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunujukkan perasaan atau
pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto,lukisan, sketsa, karikatur, diagram,
grafik,atau lainnya, adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan
pernyataann seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas:
merah berhenti, kuning berarti siap dan hijau berarti berjalan, kesemuanya itu
lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada
pemakai jalan. Di antara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam
komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang
mengenai hal- hal, selain yamg kongkret juga ada yang abstrak, baik yang
terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak
demikian kemampuan lambang- lambang lainnya.
Yang penting dalam komunikasi ialah
bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan
dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat
diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni :
Ø Dampak
kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan
yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain
perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran
dari komunikan.
Ø Dampak
afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak
kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu
tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba,
terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Ø Dampak
behavioral, yakni dampak yang pernah timbul pada
komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Untuk
contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari berita surat
kabar. Pernah sebuah surat kabar membuat berita yang dilengkapi foto mengenai
seorang wanita yang menderita tumor yang menahun hingga perutnya besar tak
terperikan. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya itu menarik
perhatian banyak pembaca. Berita tersebut dapat menimbulkan berebagai jenis
efek. Jika seorang pembaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia
menjadi tahu, maka dampaknya sekedar kognitif saja. Apabila ia merasa iba atas
penderitaan perempuan yang hidupnya tidak berkecukupan itu, berita tersebut menimbulkan
dampak afektif. Tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu, kemudian
pergi ke redaksi surat kabar yang memberitakannya dan menyerahkan sejumlah uang
untuk disampaikan kepada si penderita, maka berita tadi menimbulkan dampak
behavioral.
D. Tehnik
Komunikasi Persuasif
Dimuka telah dikemukakan bahwa
komunikasi bersifat informatif dan persuasif, tergantung kepada tujuan
komunikato. Dibandingkan dengan komunikasi informatif, komunikasi persuasif
lebih sulit sebab, jika komunikasi informatif bertujuan hanya untuk memberi
tahu, komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku.
Istilah persuasi (persuasion)
bersumber pada perkataan Latin persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang
berarti membujuk, mengajak atau merayu.
Para ahli komunikasi seringkali
menekankan bahwa persuasi adalah kegiatan psikologis. Penegasan ini dimaksudkan
untuk mengadakan perbedaan dengan koersi (coersion). Tujuan persuasi dan koersi
adalah sama, yakni untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku tetapi jika
persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat- sifat manusiawi,
koersi mengandung sanksi atau ancaman. Perintah, instruksi bahkan suap,
pemerasan dan boikot adalah koersi.[4]
Akibat dari kegiatan koersi adalah
perubahan sikap, pendapat atau perilaku denagn perasaan terpaksa karena diancam
yang menimbulkan rasa tak tenang bahkan rasa benci, mungkin juga dendam .
Sedangkan akibat dari kegiatan persuasi adalah kesadaran, kerelaan disertai
perasaan senang.
E.
Perencanaan Komunikasi
Persuasif
Agar komunikasi persuasif itu
mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang.
Perencanaan dilakukan berdasarkan komponen- komponen proses komunikasi sebagai
mana diutarakan dimuka. Komponen komunikasi adalah komunikator, pesan, media
dan komunikan. Apa yang harus dilakukan komunikator?
Bagi seorang komunikator, suatu
pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas isinya, tetapi yang perlu dijadikan
pemikiran ialah pengelolaan pesan (message management). Pesan harus ditata
sesuai dengan diri komunikan yang akan dijadikan sasaran. Dalam hubungan ini
komunikator harus terlebih dahulu melakukan komunikasi intrapersona
(intrapersonal communication): berkomunikasi dengan diri sendiri, berdialog
dengan diri sendiri, bertanya kepada diri sendiri untuk dijawab oleh diri
sendiri. Siapa komunikan yang akan dijadikan sasaran? Apakah seorang atau
sekelompok orang? Atau masyarakat keseluruhan? Jika hanya seorang, apa
pekerjaannya, pendidikannya, agamanya, ideologinya, hobinya? Bila sekelompok
orang, apakah kelompok kecil atau kelompok besar? Apakah homogen atau
heterogen? Jikalau masyarakat keseluruhan, apakah massa kongkret atau masa
abstrak?
Jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan di atas bersangkutan dengan penentuan media jika memang memerlukan media – yang harus dipilih dari
sekian banyak jenis media: media nirmassa yang terdiri dari surat telepon,
papan pengumuman, poster, spanduk, pamflet dan lain- lain atau media massa yang
terdiri dari surat kabar, radio, televisi dan film.
Apabila komunikan yang akan
dijadikan sasaran sudah jelas dan media yang diperkirakan memadai juga telah
ditetapkan, maka kini telah tiba gilirannya untuk menata pesan. Sehubungan
dengan proses komunikasi persuasif itu berikut ini adalah teknik- teknik yang
dapat dipilih :
ñ Teknik
Asosiasi
Teknik asosiasi adalah penyajian
pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa
yang sedang menarik perhatian khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh
kalangan bisnis atau kalangan politik.
ñ Teknik
Integrasi
Yang dimaksud dengan integrasi
ialah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan
komunikan. Ini berarti bahwa, melalui kata- kata verbal atau nirverbal,
komunikator menggambarkan bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan
komunikan.
ñ Teknik
Ganjaran
Teknik ganjaran (pay off technique)
adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming- iming hal
yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan.
ñ Teknik
Tataan
Yang dimaksudkan dengan tataan,
sebagai terjemahan dari icing adalah upaya menyusun pesan komunikasi
sedemikian rupa, sehingga enak di dengar atau dibaca serta termotivasikan untuk
melakukan sebagaimana disarankan olegh pesan tersebut.
Teknik tataan atau icing
technique dalam kegiatan persuasi ialah seni menata pesan dengan imbauan
emosional (emotional appeal) sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi
tertarik perhatiannya.[5]
ñ Teknik
Red- Herring
Istilah red- herring sukar
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sebab red- herring adalah nama ikan
yang hidup di Samudra Atlantik Utara. Jenis ikan ini terkenal dengan
kebiasaannya dalam membuat gerak tipu ketika diburu oleh binatang lain atau
manusia.
Dalam hubungannya dengan komunikasi
persuasif, teknik red- herring adalah seni seorang komunikator untuk meraih
kemenangan dalam perdebatan dengan megelakkan argumentasi yang lemah untuk
kemudian megalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna
dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. Jadi teknik ini dilakukan pada
saat komunikator berada dalam posisi yang terdesak.
Bagi seorang diplomat atau tokoh
politik ini sangat penting karena ia harus mampu mempertahankan diri atau
menyerang secara diplomatis. Untuk dapat malakukan gerak tipu dalam diskusi
atau perdebatan, komunikator harus menguasai topik yang didiskusikan atau
diperdebatkan. Dalam hubungan ini, sebelum terjun ke arena komunikasi seperti
itu, ia harus mengadakan persiapan dengan matang.
F. Pertahanan
komunikasi persuasif
Demi berhasilnya komunikasi
persuasif perlu dilaksanakan secara sistematis. Tampaknya suatu formula yang
biasa disebut AIDDA dapat dijadikan landasan pelaksanaan.
Formula AIDDA merupakan kesatuan
singkatan dari tahap- tahap komunikasi persuasif. Penjelasannya sebagai berikut
:
A Attention (Perhatian)
I Interest (Minat)
D Desire (Hasrat)
D Decision (Keputusan)
A Action (Kegiatan)
Formula tersebut sering pula
dinamakan A- A Procedure sebagai singkatan dari Attention – Action
Procedure, yang berarti agar komunikan dalam melakukan kegiatan dimulai
dahulu dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA itu, komunikasi
persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini
tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata- kata yang merangsang ,
tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi khalayak. Senyum
yang tersungging pada wajah yang cerah sudah bisa menimbulkan perhatian pada
khalayak.[6]
Apabila perhatian sudah berhasil
terbangkitkan, kini menyusul upaya menumbuhkan minat. Upaya ini bisa berhasil
dengan mengutarakan hal- hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu
komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. “ know your
audience, kenalilah khalayakmu”, demikian nasihat para ahli komunikasi.
Tahap berikutnya adalah memunculkan
hasrat pada komunikasi untuk imbauan emosional (emosional appeal) perlu
ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan
mengambil keputusan untuk suatu kegiatan sebagaimana diharapkan dari padanya.
Tata cara pentahapan komunikasi
persuasif, sebagaimana dipaparkan diatas, bisa diketahui hasilnya dalam
beberapa saat saja, tetapi juga bisa bertahun- tahun.
Dalam rangka upaya agar komunikan
melakukan kegiatan sebagaimana diharapkan komunikator, hanya pengekspresian kesanggupan
sudah dapat dijadikan pegangan oleh komunikator. Cara membuat komunikan
menyatakan sesuatu secara verbal sering dilakukan dalam gaya kepemimpinan
demokratis (democratic leadership). Dalam suatu situasi komunikasi kelompok
untuk memecahkan suatu masalah, diupayakan agar setiap orang yang hadir
mengekspresikan sesuatu, kalau perlu
hanya mengucapkan kata “ya” sebagai pertanyaan setuju terhadap gagasan
komunikator atau gagasan rekan lain. Dengan pernyataan itu ia merasa dibebani
tanggung jawab untuk menyukseskan hasil keputusan pertemuan itu.
G.
Jenis-Jenis
Komunikasi
Jenis-jenis
komunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1. Komunikasi
tertulis
Komuniukasi
tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Keuntungan komunikasi
tertulis antara ain adalah bahwa komunikasi itu telah dipersiapkan terlebih
dahulu secara baik, dapat dibaca berulang-ulang, menurut prosedur tertentu,
mengurangi biaya, dan lain-lain. Kekurangannya antara lain adalah memerlukan
dokumentasi yang cukup banyak, kadang-kadang tidak jelas, umpan balik yang
diminta cukup lama datangnya (birokrasi). Untuk mengatasi hal ini dalam
komunikasi tertulis agar diusahakan:
a. Menggunakan
kata-kata sederhana
b. Menggunakan
kata-kata pendek yang lazim
c. Member
ilustrasi, bagan, denah, dan sket untu memperjelas
d. Mengutamakan
logika dan langsung
e. Memahami
kerja aktif dan positif
f. Menghindari
kata-kata yang kurang perlu
2. Komunikasi
lisan
Komunikasi lisan adalah komunuikasi
yang dilakukan secara lisan. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung berhadapan atau tatap muka dan
dapat pula melalui telepon. Kebaikan komunikasi lisan antara lain dapat
dilaukan secara cepat, langsung, terhindar salah paham, jelas dan informal.
Sedangkan kekurangannya kadang-kadang dilaksanakan secara lamban dan lamabat,
adanya dominasi atasan atau seseorang atau orang lain, dan kadang-kadang
dilaksanakan satu arah.[7]
3. Komunikasi
nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi
dengan menggunakan mimic, pantomime, dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat
bermacam-macam. Bahasa isyarat dapat menimbulkan salah tafsir, terutama kalau
berbeda latar belakang kebudayaan.
4. Komunikasi
satu arah
Komunikasi satu arah adalah
komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi, dan
bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.
5. Komunikasi
dua arah
Komunikasi dua arah lebih bersifat
informative dan persuasive dan memerlukan hasil (feed back)
H. Hambatan
Komunikasi
Problem
komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Problem komunikasi menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam. Hambatan
komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, dan
penerima. Hambatan dalam komunikasi antara lain:
a. Kurangnya
perencanaan dalam komunikasi (tidak dipersiapkan terlebih dahulu)
b. Perbedaan
persepsi
c. Perbedaan
harapan
d. Kondisi
fisik atau mental yang kurang baik
e. Pesan
yang tidak jelas
f. Prasangka
yang buruk
g. Trsnsmisi
yang kurang baik
h. Penilaian/
evaluasi yang premature
i.
Tidak ada kepercayaan
j.
Ada ancaman
k. Perbedaan
status, pengetahuan, bahasa
l.
Distorsi (kesalahan
informasi)
I.
Pesan
Pesan
yang mengena harus memenuhi syarat:
a. Pesan
harus direncanakan (dipersiapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan)
b. Pesan
itu dapat menggunakan bahasa yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,
komunikator dan komunikan.
c. Pesan
itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulakn
kepuasan.
1. Syarat-syarat
Pesan
Pesan
harus memenuhi syarat-syarat yakni umum, jelas, dan gambling, bahasa yang jelas positif, seimbang dan disesuaikan
dengan keinginan komunikan.
2. Hambatan
terhadap Pesan
Seringkali
yang kita alami dalam komunikasi lain dari yang kita harapkan, lain pula yang
kita peroleh. Hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan, antara lain:
a. Hambatan
bahasa
Pesan yang disalah artikan sehingga
tidak mencapai apa yang diinginkan, jika bahasa yang digunakan tidak dipahami
oleh komunikan, termasuk dalam hal ini penggunaan istilah-istilah yang mungkin
dapat diartikan berbeda.
b. Hambatan
Teknis
Pesan dapat tidak utuh diterima
komunikan karena gangguan teknis, misalnya suara tidak sampai karena pengeras
suara rusak, kebisingan lalu lintas, dan sebagainya. Gangguan teknis ini sering
terjadi pada komunikasi yang menggubakan media.
c. Hambatan
Bola Salju
Pesan jadi melebar sampai jauh akibatnya
semakin jauh menyimpang dari pesan semula.
J.
Pola
Komunikasi
1. Pola
Komunikasi
Ada empat pola komunikasi, yaitu
komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, dan pola bintang. Keempat
pola tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
B
E A C (Roda)
D
A B C D E
(Rantai)
A
A
E
B
E
B
D C
D C
(Lingkaran)
(Bintang)
Penjelasan:
a.
Pola
roda, seseorang berkomunikasi pada banyak orang, yaitu: B, C, D, dan E.
b.
Pola
rantai, seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain (B), dan
seharusnya ke (C), ke (D), dsn ke (E).
c.
Pola
lingkaran, hamper sama pada pola rantai, namun orang terakhir (E) berkomunikasi
pula kepada orang pertama (A)
d.
Pola
bintang, semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.
1. Metode
Komunikasi
Dalam hal penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan banyak cara (metode) yang ditempuh, hal ini
tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, social budaya, dan
latar belakang dari komunikan sehingga komunuikator harusdapat melihat metode
atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran.[8]
Metode
atau cara tersebut antara lain:
a. Komunikasi
satu tahap
Komuniikator
mengirimkan pesan langsung kepada komunikan sehingga timbul kemungkinan terjadi
proses komunikasi satu arah.
b. Komunikasi
dua tahab
Komunikator
dapat menyampaikan pesannya tidak langsung kepada komunikan, tetapi melalui
orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan pesan kepada komunikan.
c. Komunikasi
banyak tahap
Dalam
penyampaian pesan, komunikator melakukan dengan cara-cara lain, tidak selalu
mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah akan tetapi dengan
cara lain, yakni sengan melalui berbagai tahap.
Perhatikan
gambar dibawah ini:
(A)
(C)
(B)
(D)
Komunikasi
satu tahap
(A)
Satu tahap
(B) (B) (B)
Dua tahap
(C) (C) (C)
Komunikasi dua tahap
(A)
(B)
(D)
(C)
(C)
(C)
Komunikasi banyak tahap
Penjelasan:
a. (A) komunikator, (B),
(C), dan (D) komunikan.
b. (A) komunikator, (B)
orang tertentu (tokoh), (C) komunikan.
c. (A) komunikator, (B)
orang tertentu (pedagang), (B) komunikan, dan (D) media.
K. Audit Komunikasi
Audit komunikasi adalah alat untuk
menganalisis komunikasi yang diihubungkan dengan banyaknya kegiatan manajerial.
Format audit dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, dan analisis
document tertulis.
Ada
empat macam jaringan komunikasi yang diperlukan dalam audit komunikasi, yaitu:
1. Jaringan
tugas yang dihubungkan dengan kebijakan, prosedur peraturan, dan hubungan
atasan-bawahan.
2. Jaringan
inovatif, termasuk pemecahan masalah, rapat, dan saran perubahan.
3. Jaringan
integrative yang terdiri atas hadiah, promosi, dan lain-lain yang dihubungkan
dengan tujuan pribadi atau individual.
4. Jarinagn
instruktif, termasuk publikasi, bulletin, dan lainp-lain.
Selanjutnya,
dasar dari komunikasi yang efektif adalah mengetahui dengan jelas apa yang
diinginkan, mengertikan pihak lain, dan berbicara serta menulis dengan bahasanya.
Usaha untuk
mencapai tujuan komunikasi yang efektif, antara lain:
a. Usahakan
agar komunikasi memberikan keterangan yang lengkap.
b. Usahakan
terdapat kepercayaan antara kedua belah pihak.
c. Usahakan
mencapai dasar pengalaman yang sama.
d. Gunakan
bahasa yang dikenal oleh masing-masing pihak.
e. Perhatikan
hubungan-hubungan.
f. Usahakan
agar perhatian pihak yang menerima instruksi tetap ada.
g. Gunakan
contoh-contoh dan alat-alat visual.
h. Praktekkanlah
penangguhan reaksi.
Semua
tindakan harus disertai dengan rencana seorang komunikator, sebelum melakukan
tindakan harus ada rencana terlebih dahulu, serta harus mengetahui keadaan
komunikan.
Teknik dan Bimbingan
Komunikasi
Agar
proses komunikasi dapat mencapai sasarannya, maka perlu diperhatikan hal-hal
dibawah ini:
1. Perlu
adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi.
2. Periksa
tujuan komunikasi.
3. Periksa
lingkungan fisik dan manusia sebelum berkomunikasi.
4. Dalam
berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara.
5. Dalam
meencanakan komunikasi, berkonsultasilah kepada pihak lain agar memperoleh
dukungan.
6. Komunikasikanlah
hal-hal yang berharga saja.
7. Komunikasi
yang efektif perlu tidak lanjut.
8. Komunikasikan
pesan-pesan secara singkat.
9. Tindakan
komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan.
10. Jadilah
pendengar yang baik.
BAB III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Berbagai teknik komunikasi dapat
dipergunakan dalam berkomunikasi untuk kepentingan ini perlu dikuasai teknik
komunikasi dengan tepat. Tujuan dalam teknik berkomunikasi adalah dalam rangkah
memperoleh hasil atau efek yang sebesar-besarnya. Sifatnya tahan lama bahkan
kalau mungkin bersifat abadi. Jika suatu komunikasi berhasil mengubah perilaku
kepercayaan dan sikap seseorang atau komunikan, maka perubahan tersebut
diharapkan dapat benar-benar langgeng atau dapat tahan lama.
1. Sepanjang
waktu kita semua melakukan komukasi. Tidak ada jalan untuk menghentikan proses
komunikasi. Proses itu bukan saja terjadi dikala kita menghendaki, bahkan ada
orang menyatakan, di waktu kita sendirian pun kita berkomunikasi dengan diri
sendiri.
2. Komunikasi
adalah suatu tingkah laku perbuatan atauy kegiatan penyampaian atau pengoperan
lambing-lambang yang mengandungmakna atau arti, atau perbuatan penyampaian
suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.
3. Merenung
dan berpikir merupakan dasar dalam komunikasi sebab setiap komunikasi yang
bertujuan bermula dari suatu pikiran dan ide.
4. Menjadi
bahasan teknik komunikasi adalah terutama keterampilan berbicara, mendengarkan,
dan keadaan pribadi yang menyertai terjadinya komunikasi tersebut. Komunikasi
adalah keterampilan atau tingkah laku yang diperoleh dan dipelajari karena itu
dapat diubah dan diperbaiki.
5. Setiap
orang mempunyai potensi untuk melakukan komunikasi dan potensi itu dapat lebih
baik dan semaksimalnya dijelmakan dan dicapai oleh orang tersebut. Komunikasi
merupakan hasil dari usaha yang dapat dipelajari dan dikembangkan terus
menerus.
Ø DAFTAR PUSTAKA
Severin j. Werner- tankard jr. w. james.
2009. Teori Komunikasi. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group.
Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Effendi. Onong
Uchajana. 1978. Dinamika Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Resdakarya.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Widjaja, A.w. 1993. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat). Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Ibid
[4] Wiryanto.
Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004). Hal. 40
[5] Ibid
[6] Widjaja,
A.w. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat). (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). Hal. 77
[7] Severin
j. Werner- tankard jr. w. james. Teori
Komunikasi. (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2009). Hal. 97
No comments:
Post a Comment