Makalah
Memadukan
Cemas dan Berharap Kepada Allah SWT
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadist 1
Oleh Kelompok 13 :
Ikhwan Winda K. (B732110)
Roikhatul Ilmiyah (B73211078)
Syifaul Ummah (B73211080)
Dosen Pembimbing:
M. Rofiq,
FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
tuhan semesta alam.shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. teriring keluarga, sahabat, dan segenap penerus perjuangan beliau
hingga akhir zaman.
Selanjutnya,kami
bersyukur kepada Allah SWT.atas rahmat, nikmat, taufiq dan hidayahnya yang
telah dianugrahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “ Memadukan
Antara Cemas dan Berharap Kepada Allah
“ kami menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh
sebab itulah kami berharap Bapak Dosen serta rekan-rekan memberikan saran atas
kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Pada akhirnya, penulis
berharap semoga makalah singkat ini
berguna dan bermanfaat bagi bangsa dalam rangka turut menambah pengetahuan
khususnya .mudah-mudahan Allah senantiasa memberkati dan memberi jalan yang
lurus kepada kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin
Surabaya, 14 Juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Takut kepada Allah dalam Al-Qur’an diterangkan
tentang keutamaan orang yang takut kepada Allah karna taqwa merupakan ancaman adzab
bagi manusia yang membangkang:
Allah telah berfirman, “Dan hanya kepada-Ku saja kamu
harus takut (tunduk)” QS. Al Baqarah 40.
Berharap kepada Allah adalah berharap baik kepada
Allah. Dalam Al-Qur’an diterangkan tentang berharap baik kepada Allah:
Allah taalah berfirman: katakanlah, “ wahai
hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” QS. Az
Zumar 53
.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi takut kepada Allah?
2.
Apa definisi berharap kepada Allah?
3.
Bagaimana cara memadukan antara takut
kepada Allah dan berharap kepada Allah ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi takut kepada Allah
2.
Untuk mengetahui definisi berharap kepada Allah
3.
Untuk mengetahui cara memadukan takut dan berharap
kepada Allah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Takut Kepada Allah
Takut
kepada Allah adalah takut akan azab Allah yang diberikan kepada kita. Didalam
rasa takut terdapat rasa cemas, rasa cemas disini dimaksud rasa khawatir akan dirinya
dihadapan Allah.
Takut
kepada Allah dalam Al-Qur’an diterangkan tentang keutamaan orang yang takut
kepada Allah karna takwa merupakan ancaman azab bagi manusia yang membangkang[1]:
Allah
telah berfirman:
}»Î)ur Èbqç7ydö$$sù ÇÍÉÈ
“Dan
hanya kepada ku saja kamu harus takut (tunduk). QS. Al Baqarah
40.
Allah
telah berfirman:
@t6ø%r&ur öNåkÝÕ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ tbqä9uä!$|¡tFt ÇËÎÈ (#þqä9$s% $¯RÎ) $¨Zà2 ã@ö7s% þÎû $uZÎ=÷dr& tûüÉ)Ïÿô±ãB ÇËÏÈ
“Dan
sebagian mereka mengharap kepada sebagian yang lain, saling bertanya. Mereka
berkata, “sesungguhnya kami dahulu ketika bereda di tengah-tengah keluarga
kami, merasa takut terhadap azab. Maka Allah memberikan karunia dan memelihara
kami dari adzab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembahNya. Sesungguhnya
dialah yang melimpahkan kebaikan dan Maha penyayang.”
QS.Ath Thur 25-26
Allah
Ta'ala berfirman:
ãNà2âÉjyÛãur ª!$# ¼çm|¡øÿtR 3
"Dan
Allah memperingatkan engkau semua akan kewajibanmu terhadap Allah
sendiri – supaya tidak
terkena siksanya." (ali-lmran: 28)
Allah
Ta'ala berfirman:
ô`yJÏ9ur t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u Èb$tF¨Zy_ ÇÍÏÈ
"Dan
orang yang takut di waktu berdiri di hadapan Tuhannya,ia akan memperoleh dua
buah
taman
syurga." (ar-Rahman: 46)
Adapun
Hadis-hadis yang menguraikannya
Dari Ibnu Mas'ud r.a. pula, katanya:
Rasulullah S.A.W bersabda:
"Pada
hari kiamat itu -yakni disaat seluruh hamba Allah sedang berdiri untuk dihisab atau diperhitungkan amalannya,
didatangkanlah di Jahannam sebanyak tujuh puluh ribu kendali dan beserta setiap kendali
ada tujuh puluh ribu malaikat yang sama menariknya."
(Riwayat
Muslim)
Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu
'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya
seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat itu adalah
seseorang
yang di bagian bawah kedua kakinya diletakkan dua buah bara api yang dengannya itu dapat mendidihlah
otaknya. Orang itu tidak meyakinkan bahawa ada orang lain yang lebih sangat siksanya
daripada dirinya sendiri-jadi ia mengira bahawa dirinya itulah yang mendapat siksa yang
terberat, padahal orang itulah yang teringan sekali siksanya." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah r-a- katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa
yang takut bermalam, tentu ia terus berjalan di waktu malam – untuk pulang -
dan barangsiapa yang berjalan malam-malam, tentu sampai di rumah. Ingatlah
bahawasanya harta-benda Allah itu adalah mahal sekali. Ingatlah bahawasanya
harta-benda Allah yang dimaksudkan itu ialah syurga."
B.
Berharap kepada Allah
Berharap kepada Allah adalah
kita "Mengharapkan", maksudnya mengharapkan
agar supaya kita
mendapatkan keridhaan, kerahmatan, kasih sayang serta pengampunan dari Allah Swt.
Seseorang yang mengharapkan sesuatu kepada Allah ada kalanya disertai dengan amal perbuatan yang
menyebabkan dapat dikabulkan permohonannya itu oleh Allah,tetapi ada pula yang
tidak disertai apa-apa. Jadi hanya mengharapkan saja tanpa berbuat sesuatu yang menyebabkan
terkabulnya. Mengharapkan sebagaimana yang tersebut pertama itu disebut Raja' sedang
yang kedua disebut Tamanni.
Secara ringkasnya, apabila kita
mengharapkan keselamatan di dunia dan akhirat dan kita sertai amal perbuatan yang
nyata, memenuhi apa-apa yang diperintahkan oleh Allah, meninggalkan apa-apa yang dilarang
olehNya, segala kewajipan yang dibebankan kepada kita, baik terhadap Allah, maupun
terhadap masyarakat kita penuhi maka insya Allah terkabullah harapan kita dan di
akhirat akan kita temui pula pahalanya yakni masuk dalam syurga. Sebaliknya kalau semua itu
tidak kita laksanakan, apalagi jika ditambah dengan mengerjakan kemungkaran dan
kemaksiatan, kemudian mengharapkan pengampunan Allah, maka jangan diharap akan dikabulkan
bahkan sebaliknya, di
dunia hati kita tidak tenang
dan selalu gelisah, sedang azab Allah di akhirat sudah menanti-nantikan ia itu dilemparkan ke dalam api neraka.
Dari Anas r.a., katanya: "Saya
mendengarkan Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah
Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Hai anak Adam - yakni manusia,
sesungguhnya
engkau itu selama suka berdoa dan mengharapkan kerahmatanKu, maka pastilah Aku
memberikan pengampunan padamu atas segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak
peduli - betapa banyaknya. Hai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu telah
mencapai setinggi langit - karena sangat banyaknya, kemudian engkau memohonkan
pengampunan padaKu, pasti Aku mengampuninya. Hai anak Adam, andaikata engkau
datang padaku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau
menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu denganKu, pastilah Aku
akan
mendatangimu
dengan membawa pengampunan hampir sepenuh bumi itu pula."
C.
Memadukan Antara Takut kepada Allah dan Berharap kepada
Allah
Ketahuilah bahwasanya yang terpilih
bagi seseorang hamba Tuhan di kala ia dalam keadaan sehat ialah supaya ia selalu dalam
ketakutan di samping pengharapan kepada Tuhan.
Ketakutan serta pengharapannya itu harus
sama nilainya. Tetapi dalam keadaan sakit, haruslah ia lebih mengutamakan
pengharapannya. Kaedah-kaedah syariat dari nash-nash al- Kitab dan as-Sunnah
dan lain-lainnya menampakkan benar-benar keharusan yang sedemikian itu.
Allah
Ta'ala berfirman:
4 xsù ß`tBù't tò6tB «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrçÅ£»yø9$# ÇÒÒÈ
"Maka tidak
akan merasa aman dari tipudaya - yakni siksa - Allah, melainkan kaum yang
mendapatkan
kerugian." (al-A'raf: 99)
Allah
Ta'ala berfirman:
¼çm¯RÎ) w ߧt«÷($t `ÏB Çy÷r§ «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
"Bahwasanya
saya tidak akan berputusasa dari kerahmatan Allah, melainkan orang-orang
kafir,"
(Yusuf: 87)
Allah
Ta'ala berfirman:
tPöqt Ùuö;s? ×nqã_ãr uqó¡n@ur ×nqã_ãr
"Pada
hari itu - yakni hari kiamat -ada wajah-wajah yang putih yakni wajah-wajah kaum
mu'minin
- dan wajah-wajah yang hitam -yakni wajah-wajah kaum kafirin." (ali-lmran:
106)
Allah
Ta'ala berfirman:
¨bÎ) /u ßìÌ|¡s9 ÅU$s)Ïèø9$# ( ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 ÒOÏm§ ÇÊÏÐÈ
"Sesungguhnya
Tuhanmu adalah sangat cepat penyiksaanNya dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi
Penyayang." (al-A'raf: 167)
Allah
Ta'ala berfirman:
¨bÎ) u#tö/F{$# Å"s9 5OÏètR ÇÊÌÈ ¨bÎ)ur u$£Úàÿø9$# Å"s9 5OÏtrb ÇÊÍÈ
“Sesungguhnya
orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh
kenikmatan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar
berada dalam neraka.”
Allah
Ta'ala berfirman:
$¨Br'sù ÆtB ôMn=à)rO ¼çmãZκuqtB ÇÏÈ uqßgsù Îû 7pt±Ïã 7puÅÊ#§ ÇÐÈ $¨Br&ur ô`tB ôM¤ÿyz ¼çmãZκuqtB ÇÑÈ ¼çmBé'sù ×ptÍr$yd ÇÒÈ
"Maka
barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya, maka ia adalah dalam
kehidupan yang menyenangkan.
Tetapi barangsiapa yang ringan timbangan amal kebaikannya, maka tempat
kembalinya adalah neraka
Hawiyah." (al-Qari'ah: 6-9)
Ayat-ayat
yang semakna dengan di atas itu amat banyak sekali. Maka terkumpullah di
dalamnya ketakutan dan pengharapan dalam dua ayat secara bersambungan atau
dalam beberapa ayat atau bahkan dalam satu ayat saja.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata
seseorang mu'min itu mengetahui bagaimana keadaan siksa yang ada di sisi Allah,
tentu tidak seorangpun akan loba dengan syurgaNya. Tetapi andaikata seseorang
kafir itumengetahui bagaimana besarnya kerahmatan yang ada di sisi Allah, tentu
tidak seorangpun yang akan
berputus asa untuk dapat memasuki syurgaNya." (Riwayat Muslim)
Dari
Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:
"Syurga
itu lebih dekat dari seseorang di antara engkau semua daripada tali
terumpahnya
dan nerakapun demikian pula." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Menilik Hadis ini, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa hanya ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat
menyampaikan seseorang ke syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya
menuju ke neraka. Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun
kemaksiatan itu dapat berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun
tampaknya amat kecil dan tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada
nilainya di sisi Allah, yakni penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa
untuk kemaksiatan.
BAB
III
KESIMPULAN
Takut kepada
Allah adalah takut akan azab Allah yang diberikan kepada kita. Didalam rasa
takut terdapat rasa cemas, rasa cemas disini dimaksud rasa khawatir akan
dirinya dihadapan Allah.
Berharap kepada Allah adalah
kita "Mengharapkan", maksudnya mengharapkan
agar supaya kita
mendapatkan keridhaan, kerahmatan, kasih sayang serta pengampunan dari Allah Swt.
Hanya
ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat menyampaikan seseorang ke
syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya menuju ke neraka.
Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun kemaksiatan itu dapat
berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun tampaknya amat kecil dan
tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada nilainya di sisi Allah, yakni
penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa untuk kemaksiatan.
No comments:
Post a Comment