Sunday, June 24, 2012

SYIFAUL UMMAH...(Tugas Hadist) kelompok


Makalah
Memadukan Cemas dan Berharap Kepada Allah SWT
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadist 1
iain hiTAM PUTIH






Oleh Kelompok 13 :
Ikhwan Winda K.                       (B732110)
Roikhatul Ilmiyah                       (B73211078)
Syifaul Ummah                           (B73211080)
Dosen Pembimbing:
M. Rofiq,
FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam.shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. teriring keluarga, sahabat, dan segenap penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman.
Selanjutnya,kami bersyukur kepada Allah SWT.atas rahmat, nikmat, taufiq dan hidayahnya yang telah dianugrahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “  Memadukan Antara Cemas dan Berharap Kepada Allah  “ kami menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itulah kami berharap Bapak Dosen serta rekan-rekan memberikan saran atas kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga makalah singkat  ini berguna dan bermanfaat bagi bangsa dalam rangka turut menambah pengetahuan khususnya .mudah-mudahan Allah senantiasa memberkati dan memberi jalan yang lurus kepada kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin



Surabaya, 14 Juni 2012

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Takut kepada Allah dalam Al-Qur’an diterangkan tentang keutamaan orang yang takut kepada Allah karna taqwa merupakan ancaman adzab bagi manusia yang membangkang:
Allah telah berfirman, “Dan hanya kepada-Ku saja kamu harus takut (tunduk)” QS. Al Baqarah 40.
Berharap kepada Allah adalah berharap baik kepada Allah. Dalam Al-Qur’an diterangkan tentang berharap baik kepada Allah:
Allah taalah berfirman: katakanlah, “ wahai hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” QS. Az Zumar 53
.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi takut kepada Allah?
2.      Apa definisi berharap kepada Allah?
3.      Bagaimana cara memadukan antara takut kepada Allah dan berharap kepada Allah ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi takut kepada Allah
2.      Untuk mengetahui definisi berharap kepada Allah
3.      Untuk mengetahui cara memadukan takut dan berharap kepada Allah



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Takut Kepada Allah
Takut kepada Allah adalah takut akan azab Allah yang diberikan kepada kita. Didalam rasa takut terdapat rasa cemas, rasa cemas disini dimaksud rasa khawatir akan dirinya dihadapan Allah.
Takut kepada Allah dalam Al-Qur’an diterangkan tentang keutamaan orang yang takut kepada Allah karna takwa merupakan ancaman azab bagi manusia yang membangkang[1]:
Allah telah berfirman:
}»­ƒÎ)ur Èbqç7ydö$$sù ÇÍÉÈ
“Dan hanya kepada ku saja kamu harus takut (tunduk). QS. Al Baqarah 40.
Allah telah berfirman:
Ÿ@t6ø%r&ur öNåkÝÕ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ tbqä9uä!$|¡tFtƒ ÇËÎÈ (#þqä9$s% $¯RÎ) $¨Zà2 ã@ö7s% þÎû $uZÎ=÷dr& tûüÉ)Ïÿô±ãB ÇËÏÈ
“Dan sebagian mereka mengharap kepada sebagian yang lain, saling bertanya. Mereka berkata, “sesungguhnya kami dahulu ketika bereda di tengah-tengah keluarga kami, merasa takut terhadap azab. Maka Allah memberikan karunia dan memelihara kami dari adzab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembahNya. Sesungguhnya dialah yang melimpahkan kebaikan dan Maha penyayang.” QS.Ath Thur 25-26
Allah Ta'ala berfirman:
ãNà2âÉjyÛãƒur  ª!$# ¼çm|¡øÿtR 3
 "Dan Allah memperingatkan engkau semua akan kewajibanmu terhadap Allah sendiri – supaya tidak terkena siksanya." (ali-lmran: 28)
Allah Ta'ala berfirman:
ô`yJÏ9ur t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u Èb$tF¨Zy_ ÇÍÏÈ
"Dan orang yang takut di waktu berdiri di hadapan Tuhannya,ia akan memperoleh dua buah
taman syurga." (ar-Rahman: 46)

            Adapun Hadis-hadis yang menguraikannya
Dari Ibnu Mas'ud r.a. pula, katanya: Rasulullah S.A.W bersabda:
"Pada hari kiamat itu -yakni disaat seluruh hamba Allah sedang berdiri untuk dihisab atau diperhitungkan amalannya, didatangkanlah di Jahannam sebanyak tujuh puluh ribu kendali dan beserta setiap kendali ada tujuh puluh ribu malaikat yang sama menariknya."
(Riwayat Muslim)
Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat itu adalah
seseorang yang di bagian bawah kedua kakinya diletakkan dua buah bara api yang dengannya itu dapat mendidihlah otaknya. Orang itu tidak meyakinkan bahawa ada orang lain yang lebih sangat siksanya daripada dirinya sendiri-jadi ia mengira bahawa dirinya itulah yang mendapat siksa yang terberat, padahal orang itulah yang teringan sekali siksanya." (Muttafaq 'alaih)
 Dari Abu Hurairah r-a- katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang takut bermalam, tentu ia terus berjalan di waktu malam – untuk pulang - dan barangsiapa yang berjalan malam-malam, tentu sampai di rumah. Ingatlah bahawasanya harta-benda Allah itu adalah mahal sekali. Ingatlah bahawasanya harta-benda Allah yang dimaksudkan itu ialah syurga."

B.     Berharap kepada Allah
Berharap kepada Allah adalah kita "Mengharapkan", maksudnya mengharapkan agar supaya kita mendapatkan keridhaan, kerahmatan, kasih sayang serta pengampunan dari Allah Swt.
Seseorang yang mengharapkan sesuatu kepada Allah ada kalanya disertai dengan amal perbuatan yang menyebabkan dapat dikabulkan permohonannya itu oleh Allah,tetapi ada pula yang tidak disertai apa-apa. Jadi hanya mengharapkan saja tanpa berbuat sesuatu yang menyebabkan terkabulnya. Mengharapkan sebagaimana yang tersebut pertama itu disebut Raja' sedang yang kedua disebut Tamanni.
Secara ringkasnya, apabila kita mengharapkan keselamatan di dunia dan akhirat dan kita sertai amal perbuatan yang nyata, memenuhi apa-apa yang diperintahkan oleh Allah, meninggalkan apa-apa yang dilarang olehNya, segala kewajipan yang dibebankan kepada kita, baik terhadap Allah, maupun terhadap masyarakat kita penuhi maka insya Allah terkabullah harapan kita dan di akhirat akan kita temui pula pahalanya yakni masuk dalam syurga. Sebaliknya kalau semua itu tidak kita laksanakan, apalagi jika ditambah dengan mengerjakan kemungkaran dan kemaksiatan, kemudian mengharapkan pengampunan Allah, maka jangan diharap akan dikabulkan bahkan sebaliknya, di dunia hati kita tidak tenang dan selalu gelisah, sedang azab Allah di akhirat sudah menanti-nantikan ia itu dilemparkan ke dalam api neraka.
Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengarkan Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Hai anak Adam - yakni manusia,
sesungguhnya engkau itu selama suka berdoa dan mengharapkan kerahmatanKu, maka pastilah Aku memberikan pengampunan padamu atas segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli - betapa banyaknya. Hai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu telah mencapai setinggi langit - karena sangat banyaknya, kemudian engkau memohonkan pengampunan padaKu, pasti Aku mengampuninya. Hai anak Adam, andaikata engkau datang padaku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu denganKu, pastilah Aku akan
mendatangimu dengan membawa pengampunan hampir sepenuh bumi itu pula."

C.   Memadukan Antara Takut kepada Allah dan Berharap kepada Allah
Ketahuilah bahwasanya yang terpilih bagi seseorang hamba Tuhan di kala ia dalam keadaan sehat ialah supaya ia selalu dalam ketakutan di samping pengharapan kepada Tuhan.
Ketakutan serta pengharapannya itu harus sama nilainya. Tetapi dalam keadaan sakit, haruslah ia lebih mengutamakan pengharapannya. Kaedah-kaedah syariat dari nash-nash al- Kitab dan as-Sunnah dan lain-lainnya menampakkan benar-benar keharusan yang sedemikian itu.
Allah Ta'ala berfirman:
4 Ÿxsù ß`tBù'tƒ tò6tB «!$# žwÎ) ãPöqs)ø9$# tbrçŽÅ£»yø9$# ÇÒÒÈ
"Maka tidak akan merasa aman dari tipudaya - yakni siksa - Allah, melainkan kaum yang
mendapatkan kerugian." (al-A'raf: 99)

Allah Ta'ala berfirman:
¼çm¯RÎ) Ÿw ߧt«÷ƒ($tƒ `ÏB Çy÷r§ «!$# žwÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
"Bahwasanya saya tidak akan berputusasa dari kerahmatan Allah, melainkan orang-orang
kafir," (Yusuf: 87)

Allah Ta'ala berfirman:
tPöqtƒ Ùuö;s? ×nqã_ãr Šuqó¡n@ur ×nqã_ãr
"Pada hari itu - yakni hari kiamat -ada wajah-wajah yang putih yakni wajah-wajah kaum
mu'minin - dan wajah-wajah yang hitam -yakni wajah-wajah kaum kafirin." (ali-lmran: 106)

Allah Ta'ala berfirman:
¨bÎ) š­/u ßìƒÌ|¡s9 ÅU$s)Ïèø9$# ( ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 ÒOÏm§ ÇÊÏÐÈ
"Sesungguhnya Tuhanmu adalah sangat cepat penyiksaanNya dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (al-A'raf: 167)

Allah Ta'ala berfirman:
¨bÎ) u#tö/F{$# Å"s9 5OŠÏètR ÇÊÌÈ ¨bÎ)ur u$£Úàÿø9$# Å"s9 5OŠÏtrb ÇÊÍÈ
 Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

Allah Ta'ala berfirman:
$¨Br'sù ÆtB ôMn=à)rO ¼çmãZƒÎºuqtB ÇÏÈ uqßgsù Îû 7pt±ŠÏã 7puŠÅÊ#§ ÇÐÈ $¨Br&ur ô`tB ôM¤ÿyz ¼çmãZƒÎºuqtB ÇÑÈ ¼çmBé'sù ×ptƒÍr$yd ÇÒÈ
"Maka barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya, maka ia adalah dalam kehidupan yang menyenangkan. Tetapi barangsiapa yang ringan timbangan amal kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (al-Qari'ah: 6-9)

Ayat-ayat yang semakna dengan di atas itu amat banyak sekali. Maka terkumpullah di dalamnya ketakutan dan pengharapan dalam dua ayat secara bersambungan atau dalam beberapa ayat atau bahkan dalam satu ayat saja.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata seseorang mu'min itu mengetahui bagaimana keadaan siksa yang ada di sisi Allah, tentu tidak seorangpun akan loba dengan syurgaNya. Tetapi andaikata seseorang kafir itumengetahui bagaimana besarnya kerahmatan yang ada di sisi Allah, tentu tidak seorangpun yang akan berputus asa untuk dapat memasuki syurgaNya." (Riwayat Muslim)
            Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:
"Syurga itu lebih dekat dari seseorang di antara engkau semua daripada tali
terumpahnya dan nerakapun demikian pula." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Menilik Hadis ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hanya ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat menyampaikan seseorang ke syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya menuju ke neraka. Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun kemaksiatan itu dapat berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun tampaknya amat kecil dan tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada nilainya di sisi Allah, yakni penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa untuk kemaksiatan.















BAB III
KESIMPULAN
Takut kepada Allah adalah takut akan azab Allah yang diberikan kepada kita. Didalam rasa takut terdapat rasa cemas, rasa cemas disini dimaksud rasa khawatir akan dirinya dihadapan Allah.       
Berharap kepada Allah adalah kita "Mengharapkan", maksudnya mengharapkan agar supaya kita mendapatkan keridhaan, kerahmatan, kasih sayang serta pengampunan dari Allah Swt.
Hanya ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat menyampaikan seseorang ke syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya menuju ke neraka. Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun kemaksiatan itu dapat berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun tampaknya amat kecil dan tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada nilainya di sisi Allah, yakni penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa untuk kemaksiatan.













[1] Abu Fajar Al Qalami Abdul Wahid Al Banjary, Terjemah Riyadhus Sholihin

No comments:

Post a Comment