Sunday, June 24, 2012

SYIFAUL UMMAH....(Tugas Psikologi) individu


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendekatan  Antroposentrik adalah pendekatan yang terpusat pada manusia. Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan kerjasama dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu manusia juga mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku dengan harapan dan pandangan orang lain.
Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang melihat bagaimana seseorang itu cara beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam dua cara yakni Asimilasi dan Akomodasi, Asimilasi merupakan proses penyesuaian lingkungan yang sudah ada dan mencocokannya kepada manusia itu sendiri. Sedangkan akomodasi, organisasi memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya.
Pendekatan saintifik adalah saintifik adalah pendekatan dengan cara memahami aspek perilaku tertentu, yang dapat dipakai untuk menjelaskan semua prilakunya, dengan cara melakukan penelitian dan pengamatan.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendekatan Antroposentris
Pengertian Antroposentris itu adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.[1] suatu kebijakan dan tindakan yang baik dalam kaitan dengan lingkungan hidup akan dinilai baik kalau mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kepentingan manusia.
Pendekatan antroposentris ini memusat pada manusia, kita melihat bahwa tiap pendekatan kepri badian memiliki filosofi interistik hakikat manusia.
        Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan kerjasama dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu manusia juga mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku dengan harapan dan pandangan orang lain. Contohnya: seseorang akan berbeda kalau menghadapi orang yang sedang marah, gembira, sedih.
        Allah telah menciptakan potensi kehidupan pada diri manusia, yang berupa naluri:
·         Naluri beragama
 Naluri ini mendorong manusia untuk mensucikan sesuatu yang mereka anggap sebagai wujud dari Sang Pencipta, maka dari itu dalam diri  manusia ada kecenderungan untuk beribadah kepada Allah.
Namun tidak semua manusia itu menyembah atau beribadah kepada Allah, ada seseorang itu yang musyrik atau tidak mengakui adanya tuhan.
·         Naluri mempertahankan diri
Naluri ini mendorong manusia untuk melaksanakan berbagai aktifitas dalam rangka melestarikan kelangsungan hidup. Berdasarkan hal ini maka pada diri manusia ada rasa takut, keinginan menguasai.



·         Naluri melangsungkan keturunan
Naluri ini mendorong manusia untuk melangsungkan jenis manusia, manusia memiliki kecenderungan seksual, rasa cinta pada tiap-tiap pasangannya.[2]

B.     Pendekatan Fungsional.
Pengertian fungsional adalah penyesuaian diri sebagai proses untuk mempertemukan tuntunan diri sendiri dan lingkungannya.
Contoh: Seorang pedesaan hidupnya lebih sopan dan lebih santun dibandingkan dengan orang kota, karena mayoritas orang desa hidupnya paguyuban atau patembayan, sedangkan orang kota hidupnya pasundan atau individual.
        Pendekatan fungsional adalah melihat bagaimana seseorang itu cara beradaptasi dengan lingkungannya.
Contohnya: Didalam rumah tangga ada ayah, ibu dan 6 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, dilihat dari adaptasinya anak perempuan itu cenderung bertingkah seperti laki-laki karena terpengaruh oleh lingkungan keluarganya yang dominan laki-laki.
        Penyesuaian diri didefinisikan sebagai proses usaha untuk mempertemukan tuntunan diri sendiri dan lingkungan.[3]
        Jean piaget dalam teori perkembangan kognitif menerangan bahwa adaptasi biologi terhadap lingkungan merupakan bagian dari intelegensi seseorang. Ada tiga aspek intelegensi yang dikemukakan oleh Piaget yaitu aspek stuktur, struktur dan organisasi terhadap lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam dua cara yakni Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada, dapat dikatakan bahkan asimilasi merupakan proses penyesuaian lingkungan yang sudah ada dan mencocokannya kepada manusia itu sendiri. Sedangkan akomodasi, organisasi memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. Jadi dapat dikatakan bahwa proses akomodasi merupakan proses  penyesuaian diri manusia itu sendiri kepada lingkungannya.[4]

C.     Pendekatan Saintifik
Sains adalah ilmu pengetahuan yang dipakai sebagai kata kolektif untuk menunjukkan bermacam-macam pengetahuan yang sistematis dan obyektif serta dapat diteliti kebenarannya.
Saintifik adalah bentuk dari sains, menurut ilmu pengetahuan.
        Pendekatan saintifik adalah pendekatan dengan cara memahami aspek perilaku tertentu, yang dapat dipakai untuk menjelaskan semua prilakunya.
Contohnya: Ada seseorang yang terdiam dan merenung, dilihat dari pendekatan filosofisnya mungkin dia mempunyai gangguan pada jiwanya. Kalau dilihat dari pendekatan fisiologis mungkin dia sedang tidak enak badan. Kalau dilihat dari pendekatan antroposentrisnya mungkin dia dilihat dari naluri biologisnya  dia belum makan sehingga merasakan lapar dan lemas. Kalau dilihat dari pendekatanfungsional
 mungkin dia mengalami  masalah di rumah dengan keluarga sehingga tempat itu digunakan pelarian untuk merenung. Kalau dilihat dari pendekatan saintifiknya mungkin kita dapat memahami aspek prilaku sebelum kejadia ini terjadi, kita dapat meneliti dan mengamati sesungguhnya apa yang terjadi sehingga ini kok bisa merasa seperti ini.
        Pengetahuan yang dilakukan secara sistematis mengahasilkan hukum dan teori, ukum (laws) akan digunakan untuk menerangkan hubungan-hubungan yang teratur dan sudah dapat di duga. Sedangkan teori akan di pergunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen atau data dan teori akan menjelaskan bagaimana penemuan mutakhir telah menghasilkan sesuatu.
        Kesimpulannya ialah bahwa teori mempunyai dua macam peranan. Pertama memberikan pemahaman yang merupakan tujuan penelitian ilmiah. Kedua, teori dapat merangsang penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan pengetahuan baru.[5]

BAB III
KESIMPULAN

Pendekatan antoposentris adalah pendekatan yang  memusat pada manusia. Setiap manusia memiliki dorongan-dorongan tersendiri untuk melakukan sesuatu.
Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan kerjasama dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu manusia juga mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku dengan harapan dan pandangan orang lain. Contoh : Ada seorang yang merenung terdiam, kalau dilihat dari pendekatan antroposentriknya mungkin orang itu merasakan lapar, atau takut atau yang lain.
            Pendekatan fungsional  adalah pendekatan yang melihat bagaimana seseorang itu cara beradaptasi dengan lingkungannya. Contoh: Di dalam keluarga ada ayah, ibu, dan lima orang anak. Empat anak laki-laki dan satu anak perempuan, kebanyakan anak perempuan itu bertingkah laku seperti laki-laki karena pengaruh dari cara beradaptasi terhadap lingkungannya.
            Pendekatan saintifik adalah pendekatan dengan cara memahami aspek perilaku tertentu, dengan cara melakukan penelitian dan pengamatan. Contohnya: Ada seseorang yang terdiam dan merenung, dilihat dari pendekatan filosofisnya mungkin dia mempunyai gangguan pada jiwanya. Kalau dilihat dari pendekatan fisiologis mungkin dia sedang tidak enak badan. Kalau dilihat dari pendekatan antroposentrisnya mungkin dia dilihat dari naluri biologisnya  dia belum makan sehingga merasakan lapar dan lemas. Kalau dilihat dari pendekatanfungsional mungkin dia mengalami  masalah di rumah dengan keluarga sehingga tempat itu digunakan pelarian untuk merenung. Kalau dilihat dari pendekatan saintifiknya mungkin kita dapat memahami aspek prilaku sebelum kejadia ini terjadi, kita dapat meneliti dan mengamati sesungguhnya apa yang terjadi sehingga ini kok bisa merasa seperti ini.







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul  “Konsep Jihat dalam Islam” tanpa suatu halangan yang berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiyullah Akhiruzzaman yang menjadi panutan dan suri tauladan bagi kita semua. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW, pemimpin umat manusia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT agar kami selalu mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.





Surabaya, April 2012




Penulis



TUGAS PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

Dosen :
Dra. Ragwan Albar, M.FiI.I



iain hiTAM PUTIH



B





Oleh :
Syifaul Ummah
(B73211080)


FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN  KONSELING
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2012

DAFTAR PUSTAKA

Davidoff, Linda L. Psikologi Suatu Pengantar. Erlangga: 1981.
Al Barry, M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiyah Populer. Yokyakarta:  Arkola.
Tarmuji. 2011. IAD-ISD-IBD, Surabaya: IAIN Sunan Ampel surabaya.
Wikipedia, “Fungsionalisme Struktural”, dari http:// id. Wikipedia. Org/wiki/Fungsionalisme Struktural, diakses pada tanggal 01 April 2012.
Davidoff, Linda L. Psikologi Suatu Pengantar edisi kedua. Erlangga: 1981.






[1] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Yokyakarta: Arkola, 1994 ) hal: 38
[2] Drs.Tarmuji, M. Ag. Dkk, IAD-ISD-IBD, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel surabaya, 2011) hal: 6-8
[3] Linda L davidoff, Psikologi Suatu Pengantar. (Erlangga: 1981) hal: 176
[4] Wikipedia, “fungsionalisme Struktur”, diakses pada tanggal 01 April 2012 dalam http: // id. Wikipedia. Org/ wiki/ fungsionalisme- struktural.
[5] Linda L davidoff, Psikologi Suatu Pengantar edisi kedua. (Erlangga: 1981) hal: 38

No comments:

Post a Comment