BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Betapa banyaknya kebudayaan di
indonesia . hal ini dibuktikan dengan banyaknya keragaman dalam hidup
manusia. Asas-asas dalam antropologi ada
2, pertama Antropologi fisik/biologi, dan ke-dua Antropologi budaya dan hubungan-hubungan
Antropologi dengan ilmu-ilmu sosial.
Antropologi fisik menyelidiki
manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari sudut jasmaninya
dalam arti yang seluas-luasnya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai
makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa
sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut
kedaan fisiknya.
Antropologi
budaya menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaan sepanjang zaman. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup
manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan stuktur
fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui oleh pola
nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan
pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
Hubungan
Antropologi dengan ilmu-ilmu lain :
·
Hubungan
antara antropologi sosial dengan sosiologi.
·
Hubungan
antropologi dan psikologi.
·
Hubungan
antropologi dan geografi.
·
Hubungan
antropologi dan ilmu sejarah.
·
Hubungan
antropologi dan ekonomi.
Dll.
B.
Rumusan Masalah
I.
Apa pengertian
antropologi fisik/budaya?
II.
Apa pengrtian
antropologi budaya ?
III.
Apa hubungan
ilmu Antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Antropologi fisik atau biologis.
Antropologi
fisik menyelidiki manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari
sudut jasmaninya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal yang diselidiki ialah
asal-usul manusia, stuktur tubuh dan kelompok masalah yang kita sebut ras.
Weiner membagi ruang lingkup penyelidikan antropologi fisik dalam dua bagian
besar. Pertama: study tentang manusia sebagai hasil proses evolusi.
Ke dua: mengenai study dan analisa
penduduk. Kedua pendekatan itu ditujukan kepada persoalan yang sama yaitu
terhadap tema variasi manusia, yang mempunyai arti yang penting bagi
mendapatkan pengertian yang baik tentang kemampuan penyesuaian manusia.
Dilihat dari sudut lapangan
penyelidikannya, antropologi fisik terpecah dalam cabang-cabang ilmu yang lebih
kecil seperti:
a)
Palaentologi
primat, yaitu ilmu yang mempelajari deskripsi varietas manusia yang telah tidak
ada lagi hidup di dunia dewasa ini dan tentang makhluk lain yang masih erat
hubungannya dengan manusia.
b)
Evolusi
manusia, yaitu ilmu yang mempelajari proses perkembangan tipe manusia dimulai
dari makhluk bukan manusia.
c)
Antropomentri,
yaitu study tentang teknik pengukuran tubuh manusia.
d)
Somatologi,
yaitu studi tentang varietas manusia yang masih hidup dan tentang perbedaan
seks dan variasi perseorangan.
e)
Antropologi
rasial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang penggolongan manusia dalam kelompok
ras, sejarah ras dan percampuran ras.
f)
Studi
perbandingan tentang pertumbuhan organik dan antropologi konstituonal yang
mempelajari predisposisi dari tipe tubuh manusia terhadap penyakit tertentu dan
tingkah laku khusus seperti tingkah laku kriminal.
Antropologi fisik juga pengaruh lingkungan terhadap sruktur tubuh manusia.
Manusia adalah makhluk yang hidup dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
serta dalam lingkungan transenden. Dari ketiga lingkungan itu, lingkungan
alamlah yang berkembang menjadi ekologi manusia. Sebagai contoh dapat disebut
bahwa mungkin ada hubungan-hubungan dengan ukuran celah hidung daerah muka
bumi. Sayap hidung orang negro yang lebar dan sayap hidung orang-orang di Eropa
Utara yang sempit memberikan contoh yang baik tentang adanya Hubungan itu.
Satu cabang baru dalam antropologi
fisik adalah penyelidikan terhadap proses perubahan yang berhubungan dengan
soal keturunan. Ilmu yang menyelidiki masalah ini ialah ilmu genetika.
Antropologi fisik tidak semata-mata merupakan study yang bersifat teoritis
saja, sebab diantara para ahlinya terdapat juga mereka yang menggunakan ilmu
itu untuk keperluan praktis.
Penyeidikan antropologi fisik
secara empiris belum tua benar usiannya. Baru sesudah abad ke-17 penyelidikan
secara empiris itu berkembang.
Demikianlah apabila kita simpulkan
persoalan dasar dalam antropologi fisik, maka persoalan itu meliputi studi
mengenai tempat manusia di dalam klasifikasi zoologi, hubungan yang terdapat
antara manusia dengan makhluk lain yang bukan manusia, masalah tentang
perkembangan evolusi makhluk hidup, yang memperhatikan adanya pertumbuhan dari
sistem yang sederhana menuju ke arah sistem yang lebih komplek, serta teori
tentang evolusiorganik dan masalah mengenai keturunan dan ras sebagai konsupsi
biologi.[1]
Antropologi fisik mempelajari
manusia sebagai makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya
bagaimana dan apa sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut kedaan fisiknya. Pertanyaan-pertanyaan yang
menyolok dala antropologi fisik adalah: pertama tentaf munculnya manusia dan
perkembangannya kemudian (bidang antropologifisik ini dinamakan paleontologis
manusia) dan kedua mengenai apa dan sebabnya namusia masa sekarang secara
biologis berbeda (bidang yang disebut fareasi manusia).
Agar dapat merekonstruksikan
munculnya dan evolusi manusia. Ahli-ahli paleontologi manusia mencari dan
mempelajari fosil-fosil yaitu peninggalan-peninggalan manusia-manusia dan
pramanusi yang terkubur Dan telah membantu. Para ahli paleontologi yang bekerja
di Afrika Timur misalnya, telah menggali peninggalan-peninggalan fosil dari
makhluk-makhluk yang merip manusia yang hidup lebih dari dua juta tahun yang
lalu. Penemuan-penemuan mereka disana membantu antropologi fisik untuk
mementukan dalam garis besar kira-kira kapan manusia prasejarah mulai
memperoleh sikap tegak.
Pendek kata, ahli antropologi fisik
yang mempelajari evolusi manusia bekerja seperti deteksi karena menyangbungkan
berbagai keterangan dari berbagai macam sumber. Menyusun teori-teori mengenai sebab-sebab dan perubahan-perubahan
yang ditemukan oleh catatan-catatan fosil. Dan mencoba menilai teori-teori ini
dengan mengecek bukti-bukti satu sama lain. Dengan demikian paleontologi
tentang manusia dalam banyak hal tumpah tindih dengan sebagian dari
bidang-bidang tentang disiplin lain.
Agar dapat memahami ragam variasi
yang ditemukan pada manusia yang ada sekarang, ahli antropologi fisik
menerapkan prinsip, konsep-konsep dan teknik :
a)
ilmu genetika
manusia (ilmu yang mempelajari bagaimana terjadinya pewarisan ciri biologis
pada manusia).
b)
Biologi
kependudukan (ilmu yang mempelajari efek-efek lingkungan pada bangsa-bangsa dan
interaksinya dengan ciri-ciri khas suatu bangsa).
c)
Epiodemiologi
(ilmu yang mempelajari bagaimana dan apa sebabnya penyakit-penyakit berlainan
efeknya pada bangsa yang berbeda).
Penelitian mengenai variasi antar manusia dengan demikian juga tumpang
tindih bidangnya dengan bidang-bidang penelitian disiplin yang lain. Namun
mereka yang menganggap diri seorang ahli
antropologi fisik, paling memusatkn perhatian pada penduduk bumi ini dan
bagaimana mereka berbeda secar biologis.[2]
B.
Antropologi Budaya.
Ilmu ini menyelidiki bagaimana
manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaan sepanjang zaman. E.B.
tylor mengemukakan devinisi tentang lebudayaan untuk untuk pertama kalinya
secara sistematis. Dalam bukunya yang terkenal primitive cultural ia menulis
bahwa kebudayaan adalah satu keeluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung
pengtahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan berbagai
kemampuan lain serta kebiasaan yang yang didapat oleh manusia sebagai anggota
suatu masyarakat.
Antropologi budaya menyelidiki
seluruh cara hidup manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal
dan stuktur fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui
oleh pola nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya
berdasarkan pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
Konsepsi tentang kebudayaan, bahwa
kebudayaan merupakan sifat yang esensial bagi manusia. Hanya manusialah yang
mampu berkebudayaan, hewan tidak memiliki kemempuan tersebut. Salah satu sebab
dasar mengapa manusia dapat memiliki kebudayaan adalah karena manusia dapat berbahasa
dan belajar.
Antopologi budaya mencoba memahami
mengapa orang Arab itu cara hidupnya berbeda dengan orang jepang atau mengapa
cara hidupnya orang prancis itu kebudayaannya berbeda dengan orang Indonesia.
Dalam mengenai
Antropologi terutama yang berada di Amerika Serikat, antropologi budaya itu
terpecah dalam 4 subdisiplin yaitu:
A.
Arkeologi pra
sejarah.
Ilmu
yang mempelajari perkembangan kebudayaan manusia di masa lampau ketika belum
terdapat bahan-bahan tertulis.sedang perkenbangan kebudayaan umat manusia sudah
dikenal tulisan dipelajari oleh ilmu sejarah. Antropologi prasejarah tidah
mempergunakan gahan penyusunan dari sumber yang terdiri dari catatan tertulis,
maka prasejarah menggunakan bahan penyusunan dari peninggalan material yang
berupa fosil.
Bendah-bendah yang terdapat di
salam tanah pada zaman prasejarah misalnya dapat di pelajari dengan dua jalan;
a)
Dengan jalan
stratigrafis, yaitu menyelidiki benba-benda di dalam lapisan tanah yang paling
bawah
b)
Dengan jalan
tipologis, mempelajari benda-benda itu berdasarkan tipe atau bentuknya
Menurut bahan
yang digunakan untuk membuat alat-alat itu, prasejarah dapat dibagi dalam empat masa:
1.
Zaman batu.
a)
Palaeeolithicem,
atau zaman batu tua
b)
Mesolitcium,
atau zaman batu pertengahan
c)
Neolithium ,
atau zaman batu baru
2.
Zaman tembaga.
3.
Zaman
perunggu.
4.
Zaman besi.
B.
Antropologi
linguistik
Kebudayaan ini ialah seluruh cara
hidup suatu bangsa, yang dimilikinya tidak dengan jalan diturunkan dengan
kelahiran melainkan dengan cara dipelajari
dalam arti yang seluas-luasnya.
Khusus hubungannya dengan
antropologi budaya, terutama etnologi, bahan-bahan linguistik yang berupa
daftar kata, pelukisan ciri dan pelukisan tata bahasa dari berbagai lokal yang
terbesar di berbagi tempat di muka bumi ini, terkumpul bersama-sama denhan etnologi.
C.
Etnologi
Etnologi adalah cabang antropologi budaya yang
mempelajari kebudayaan mausia dengan mengadakan pendekatan perbandingan dari
berbagai kebudayaan secara individual
yang terdapat di mika bumi ini.
Etnologi dalam aspeknya yang teoritis
menyelidiki berbagai masalah tentang persamaan dan perbedaan yang ada antara
berbagai kebudayan. Dengan mengadakan
penyelidikan perbandingan, perbedaan dan sebab perbedaab itu dapat diketahui.
D.
Kebudayaan dan
kepribadian
Etnologi
juga memberika perhatiannya kepada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian,
yang akhirnya berkembang ke aarah satu subdisiplin yang berdiri sendiri. Karena
subdisiplin ini mempelajari hal yang berhubungan dengan kelompok dan tingkah
laku manusia, maka terbapat kerjasama yang erat antara para ahli sosiologi
dengan antropologi. Namun kepribadian dan kebudayaan itu lebih merupakan bidang
kerja para ahli antropologi dari pada para ahli sosiologi, terutama para ahli
antropologi yang lebih mengetahui tentang metude dan prinsip psikologi.[3]
Bagi
para ahli kebudayaan umumnya mencakup
cara berfikir dan cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu masyarakat.
Sehubungan dengan itu maka kebudayaan terdiri dari bahasa, ilmu pengetahuan,
hukum-hukum, kepercayaan, agama, larangan-larangan dan sebagainya.
Arkeologi,
linguistik, etnologi, subdisiplin berhubungan langsung dengan kebudayaan manusia dan dengan demikian dapat
dikelompokkan dalam subbagian luas yang disebut
antropologi budaya.[4]
C.
Hubungan Antara Atropologi Dengan Ilmu Yang Lain.
1.
Hubungan
antara antropologi sosial dengan sosiologi
Subdisiplin antropologi yang paling
erat hubungannya dengan sosiologi ialah antopologi sosial, terutama kalau kita
lihat pada obyek penyelidikan. Pada umumnya dikatakan, bahwa sosiologi
menyelidiki masyarakat yang komplek. Dilihat dari sudut sejarah
perkembangannya, sosiologi timbul dari empat sumber fikiran yaitu filsafat
sosial, filsafat sejarah, teori evolusi biologi dan pikiran yang timbul dari
gerakan reformasi sosial polotik. Antropologi dilihat dari sudut sejarahnya,
terutama penyelidiki masyarakat sederhana yang terdapat di luar eropa dan
Amerika Serikat.
Adapun perbedaan antara kedua ilmu
itu memang ada, yaitu dalam metode penyelidikannya. Antropologi penyelidikan yang
digunakan bersifat komparatif dari berbagai masyarakat dan kebudayaan yang amat banyak jumlahnya,
sedangkan sosiologi lebih memusatkan perhatianya kepada berbagai gejala
tertentu dalam mastarakat dengan bantuan ilmu statistik.
Hubungan manusia dan kebudayaan
serta masyarakat digunakan pendekatan gabunganantara antropologi, sosiologi,
psikologi, dan sejarah.
2.
Hubungan
antropologi dan psikologi
Antropologi dapat dikatakan sebagai
ilmu yang menyelidiki tingkah laku manusia yang terpolakan. Tingkah laku
manusia pada dasarnya adalah manivestasi dari sikap di mana faktor motifasi
psikologi menainkan peranan penting. Walaupun psikologi mempunyai tujuan yang
khusus dalam penyelidikannya, akan tetapi hasil yang dicapai oleh penyelidikan
psikologi itu banyak gunanya bagi penyelidikan antropologi, terutama mengenai soal
kepribadian dan kebudayaan. Hasil penelitian antropologi tentang kebudayaan
yang ada di seluruh dunia yang berbeda-beda itu dapat memberikan bantuan pada
ahli psikologi dalam menetapkan ukuran dan pola sikap berbagai masyarakat atau
dalam masyarakat pada umumnya.
Jadi, antropologi menyelidiki
tentang kebudayaan yang ada pada masyarakat, sedangkan psikologi menyelidiki
tentang tingkah laku pada manusia yang ada dimasyarakat.
3.
Hubungan
antropologi dan geografi.
Walaupun alam bukan satu-satunya
faktor yang menentukan bentuk dan isi kebudayaan, akan tetapi alam dalam arti
luas memberikan pengaruh besar dalam perkembangan kebudayaan
Peranan alam dalam kebudayaan ialah,
bahwa alam memberikan batas yang luas bagi kemungkinan hidup manusia, bahwa
alam yang mempunyai coraknya sendiri sedikit banyak memaksa orang yang hidup
yang ada dipangkuanya untuk menuruti satu cara hidup yang sesuai dengan keadaan
alam bukan saja memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan manusia akan
tetapi juga menyediakan bahan yang dapat menusnakan kebutuhan dan akhirnya bahwa
alam juga mempengaruhi keselarasan hidup kebudayaan manusia. Bagi antropologi,
lebih penting dari study deskriptif dari alam ialah studi mengenai proses
adaptasi dan perubahan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan alamnya.
Jadi, alam juga memberikan pengaruh besar
dalam perkembangan kebudayaan.
4.
Hubungan
antropologi dan ilmu sejarah.
Antropologi pada prinsipnya adalah
ilmu sejrah juga, dengan bantuan arkeologi prasejarah dan etnologi
bangsa-bangsa yang belum mengenal tulisan, di coba direkontruksikan sejah
perkembangan kebudayaan umat manusia. Pengertian dan hasil penyelidikan yang
dikemukakan di dalam antropologi, memberikan pengetahuan latar belakang
kebudayaan dan masyarakat yang adekuat baginya.
Sebaliknya para ahli antropologi
juga membutuhkan
Pengetahuan sejarah, terutama sejarah bangsa
daerah yang didatanginya.
5.
Hubungan
antropologi dan ekonomi
Kita sekarang hidup dalam abad
modern, yang antara lain ditandai oleh kemajuan ilmu dan teknologi. kemajuan
ilmu dan teknologi berjalan seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi.
Oleh karena perjalanan sejarah, maka perkembangan dan kemajuan dalam bidang
ilmu teknologi, polotik dan ekonomi itu tidak sam di dunia ini. Demikianlah,
maka bagi negara yang baru merdeka, yang kehidupan ekonominya sedang mengalami
perubhan, dibutuhkan selain pengertian tentang proses ekonomi dan prinsip
ekonomi modern, juga sisem nilai kebudayaan di daerah masing-masing. Dan khusus
mengenai hal ini antropologi dapat memberikan bantuannya.
6.
Hubungan
antropologi dan ilmu hayat
Ilmu hayat sebagai ilmu yang khusus
menyelidiki manusia biologi memberikan bantuan yang banyak sekali kepada
antropologi fisik mengenai bidang anatomi, fisiolagi, genetika,dan embriologi.
Seorang ahli antropologi fisik yang
mengkhususka studinya pada masalah evolusi manusia membutuhan bantuan dari
bagaian biologi seperti embriologi, anatomi, dan antropomentr.
Demikianlah itu untuk memahami tingkah
laku manusia yang disebutt kebudayaan, maka pengetahuan mengenai ilmua hayat
sebagai landasan organis kebudayaan amat penting.[5]
7.
Hubungan ilmu
geologi dan antropologi.
Hubungan antropolog dan ilmu
geologi. Bantuan ilmu geologi mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta
perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleoantropologidan
prehistori untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil makhluk primat dan fosil-fosil
manusia dari zaman dahulu,serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang
diigali dalam lapisan-lapisan bumi. Hal ini mungkin dengan terutama menganalisa
dengan metode-metode geologi, umur daHal ini mungkin dengan terutama
menganalisa dengan metode-metode geologi, umur dari lapisan-lapisan bumi tempat
artefak-artefak tadiri lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadi
terkandung.
8.
Hubungan ilmu
paleontologi dan antropologi.
Hubungan antara paleontologi dan
antropologi. Bantuan dari paleontologi
sebagai ilmu yang meneliti fosil mahluk-mahluk dari kala-kala terdahuluuntuk
membuat rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk mahluk dari kala-kala
terdahulu hingga sekarang, tentu juga sangan diperlukan ilmu paleo-antropologi
dan prehistori.
9.
Hubungan ilmu
anatomi dan antropologi.
Seorang sarjana antropologi-fisik,
baik yang mengkhusus kepada paleo-antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri
ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai
kerangka manusia, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang ahli
antropologi- fisik untuk mendapat
pengertian tentang soal asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara
ras-ras di dunia.
10. Hubungan ilmu kesehatan masyarakat
dan antropologi.
Ilmu antropologi juga dapat menberi
kepada dokter kesehatan masyarakat yang
akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan kebudayaan, metode-metode dan
cara-cara untuk segara mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan akhlak
dan adat-istiadat.
11. Hubungan ilmu arkeologi dan
antropologi.
Arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan
purbakala.
Hubungannya sama-sama tentang kebudayaan tapi
kalau arkeologi kebudayaan pada zaman purbakala.
12. Hubungan ilmu politik dan antropologi
Hubungan antara kekuatan-kekuatan
atau proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam
sistem pemerintahan, ke masalah-masalah yang menyangkut latar-belakang sosial
budaya dari kekuatan politik itu. Hal itu terutama penting apabila seorang ahli
ilmu politik harus meneliti dan menganalisa kekuatan-kekuatan politik dalam
negara-nagara yang sedang berkembang, yaitu di Asia, Afrika, Oseania.[6]
BAB III
KESIMPULAN
Antropologi fisik menyelidiki
manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari sudut jasmaninya
dalam arti yang seluas-luasnya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai
makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa
sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut
kedaan fisiknya.Hubungan yang terdapat antara manusia dengan makhluk
lain yang bukan manusia, masalah tentang perkembangan evolusi makhluk hidup,
yang memperhatikan adanya pertumbuhan dari sistem yang sederhana menuju ke arah
sistem yang lebih komplek, serta teori tentang evolusiorganik dan masalah
mengenai keturunan dan ras sebagai konsupsi biologi
Antropologi
budaya menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaan sepanjang zaman. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup
manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan stuktur
fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui oleh pola
nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan
pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
Hubungan
Antropologi dengan ilmu-ilmu lain :
·
Hubungan
antara antropologi sosial dengan sosiologi.
·
Hubungan
antropologi dan psikologi.
·
Hubungan
antropologi dan geografi.
·
Hubungan
antropologi dan ilmu sejarah.
·
Hubungan
antropologi dan ekonomi.
·
Hubungan
antropologi dan ilmu hayat
·
Hubungan ilmu
geologi dan antropologi
·
Hubungan ilmu
paleontologi dan antropologi.
·
Hubungan ilmu
anatomi dan antropologi.
·
Hubungan ilmu
kesehatan masyarakat dan antropologi.
·
Hubungan ilmu
arkeologi dan antropologi.
·
Hubungan ilmu
politik dan antropologi.
ASAS-ASAS DAN
RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
MAKALAH
Untuk Memenuhi
Tugas Tersruktur
Mata kuliah:
Antropologi
Disusun oleh:
Syifaul Ummah
(B73211080)
Dosen
Pembimbing:
Muchammad
Ismail, MA
FAKULTAS
DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
DAFTAR PUSTAKA
Koentjarangningrat. 2002. “Pengantar ilmu
antropologi”. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsojo. 1999.”pengantar antropologi”.
Jakarta: Putra A Bardin.
Ihromi.T. O. 2006.”Pokok-pokok
Antropologi Budaya”. Jakarta: yayasan Obor
Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Konsep Jihat dalam Islam” tanpa suatu halangan yang berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabiyullah Akhiruzzaman yang menjadi panutan dan suri tauladan bagi kita
semua. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW, pemimpin umat manusia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
penuh dengan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT agar
kami selalu mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surabaya,13 April 2012
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Antropologi FIsik Atau Biologis................................................... 2
B. Antropologi Budaya...................................................................... 4
C. Hubungan Antara Antropologi dengan Ilmu yang Lain................ 6
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 10
|
[1] Prof. Darsono,
pengantar Antropologi,(Jakarta: Putra A. Bardin, 1999) hal:4-6
[2] T.O. Ihromi, pokok-pokok
antropologi budaya, (jakarta: yayasan obor indonesia, 2006) hal 5-6
[3] Ibid., Hal:
6-15
[4] Ibid., Hal: 7
[5] Harsodo,
pengantar antropologi, (Jakarta: Putra A Bardin, 1999) hal: 42-52
[6]
Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002)hal: 31-38
No comments:
Post a Comment