Sunday, June 24, 2012

SYIFAUL UMMAH...(Tugas Antropologi) individu


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Betapa banyaknya kebudayaan di indonesia . hal ini dibuktikan dengan banyaknya keragaman dalam hidup manusia.  Asas-asas dalam antropologi ada 2, pertama Antropologi fisik/biologi, dan ke-dua Antropologi budaya dan hubungan-hubungan Antropologi dengan ilmu-ilmu sosial.
            Antropologi fisik menyelidiki manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari sudut jasmaninya dalam arti yang seluas-luasnya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut  kedaan fisiknya.
  Antropologi budaya menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaan sepanjang zaman. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan stuktur fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui oleh pola nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
                        Hubungan Antropologi dengan ilmu-ilmu lain :
·         Hubungan antara antropologi sosial dengan sosiologi.
·         Hubungan antropologi dan psikologi.
·         Hubungan antropologi dan geografi.
·         Hubungan antropologi dan ilmu sejarah.
·         Hubungan antropologi dan ekonomi.
Dll.

B.     Rumusan Masalah
                               I.            Apa pengertian antropologi fisik/budaya?
                            II.            Apa pengrtian antropologi budaya ?
                         III.            Apa hubungan ilmu Antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya ?







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Antropologi fisik atau biologis.
Antropologi fisik menyelidiki manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari sudut jasmaninya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal yang diselidiki ialah asal-usul manusia, stuktur tubuh dan kelompok masalah yang kita sebut ras. Weiner membagi ruang lingkup penyelidikan antropologi fisik dalam dua bagian besar. Pertama: study tentang manusia sebagai hasil proses evolusi.
Ke dua: mengenai study dan analisa penduduk. Kedua pendekatan itu ditujukan kepada persoalan yang sama yaitu terhadap tema variasi manusia, yang mempunyai arti yang penting bagi mendapatkan pengertian yang baik tentang kemampuan penyesuaian manusia.
Dilihat dari sudut lapangan penyelidikannya, antropologi fisik terpecah dalam cabang-cabang ilmu yang lebih kecil seperti:
a)      Palaentologi primat, yaitu ilmu yang mempelajari deskripsi varietas manusia yang telah tidak ada lagi hidup di dunia dewasa ini dan tentang makhluk lain yang masih erat hubungannya dengan manusia.
b)      Evolusi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari proses perkembangan tipe manusia dimulai dari makhluk bukan manusia.
c)      Antropomentri, yaitu study tentang teknik pengukuran tubuh manusia.
d)     Somatologi, yaitu studi tentang varietas manusia yang masih hidup dan tentang perbedaan seks dan variasi perseorangan.
e)      Antropologi rasial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang penggolongan manusia dalam kelompok ras, sejarah ras dan percampuran ras.
f)       Studi perbandingan tentang pertumbuhan organik dan antropologi konstituonal yang mempelajari predisposisi dari tipe tubuh manusia terhadap penyakit tertentu dan tingkah laku khusus seperti tingkah laku kriminal.
Antropologi fisik juga  pengaruh lingkungan terhadap sruktur tubuh manusia. Manusia adalah makhluk yang hidup dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial serta dalam lingkungan transenden. Dari ketiga lingkungan itu, lingkungan alamlah yang berkembang menjadi ekologi manusia. Sebagai contoh dapat disebut bahwa mungkin ada hubungan-hubungan dengan ukuran celah hidung daerah muka bumi. Sayap hidung orang negro yang lebar dan sayap hidung orang-orang di Eropa Utara yang sempit memberikan contoh yang baik tentang adanya Hubungan itu.
Satu cabang baru dalam antropologi fisik adalah penyelidikan terhadap proses perubahan yang berhubungan dengan soal keturunan. Ilmu yang menyelidiki masalah ini ialah ilmu genetika. Antropologi fisik tidak semata-mata merupakan study yang bersifat teoritis saja, sebab diantara para ahlinya terdapat juga mereka yang menggunakan ilmu itu untuk keperluan praktis.
Penyeidikan antropologi fisik secara empiris belum tua benar usiannya. Baru sesudah abad ke-17 penyelidikan secara empiris itu berkembang.
Demikianlah apabila kita simpulkan persoalan dasar dalam antropologi fisik, maka persoalan itu meliputi studi mengenai tempat manusia di dalam klasifikasi zoologi, hubungan yang terdapat antara manusia dengan makhluk lain yang bukan manusia, masalah tentang perkembangan evolusi makhluk hidup, yang memperhatikan adanya pertumbuhan dari sistem yang sederhana menuju ke arah sistem yang lebih komplek, serta teori tentang evolusiorganik dan masalah mengenai keturunan dan ras sebagai konsupsi biologi.[1]
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut  kedaan fisiknya. Pertanyaan-pertanyaan yang menyolok dala antropologi fisik adalah: pertama tentaf munculnya manusia dan perkembangannya kemudian (bidang antropologifisik ini dinamakan paleontologis manusia) dan kedua mengenai apa dan sebabnya namusia masa sekarang secara biologis berbeda (bidang yang disebut fareasi manusia).
Agar dapat merekonstruksikan munculnya dan evolusi manusia. Ahli-ahli paleontologi manusia mencari dan mempelajari fosil-fosil yaitu peninggalan-peninggalan manusia-manusia dan pramanusi yang terkubur Dan telah membantu. Para ahli paleontologi yang bekerja di Afrika Timur misalnya, telah menggali peninggalan-peninggalan fosil dari makhluk-makhluk yang merip manusia yang hidup lebih dari dua juta tahun yang lalu. Penemuan-penemuan mereka disana membantu antropologi fisik untuk mementukan dalam garis besar kira-kira kapan manusia prasejarah mulai memperoleh sikap tegak.
Pendek kata, ahli antropologi fisik yang mempelajari evolusi manusia bekerja seperti deteksi karena menyangbungkan berbagai keterangan dari berbagai macam sumber. Menyusun teori-teori  mengenai sebab-sebab dan perubahan-perubahan yang ditemukan oleh catatan-catatan fosil. Dan mencoba menilai teori-teori ini dengan mengecek bukti-bukti satu sama lain. Dengan demikian paleontologi tentang manusia dalam banyak hal tumpah tindih dengan sebagian dari bidang-bidang tentang disiplin lain.
Agar dapat memahami ragam variasi yang ditemukan pada manusia yang ada sekarang, ahli antropologi fisik menerapkan prinsip, konsep-konsep dan teknik :
a)      ilmu genetika manusia (ilmu yang mempelajari bagaimana terjadinya pewarisan ciri biologis pada manusia).
b)      Biologi kependudukan (ilmu yang mempelajari efek-efek lingkungan pada bangsa-bangsa dan interaksinya dengan ciri-ciri khas suatu bangsa).
c)      Epiodemiologi (ilmu yang mempelajari bagaimana dan apa sebabnya penyakit-penyakit berlainan efeknya pada bangsa yang berbeda).
Penelitian mengenai variasi  antar manusia dengan demikian juga tumpang tindih bidangnya dengan bidang-bidang penelitian disiplin yang lain. Namun mereka yang menganggap diri seorang ahli  antropologi fisik, paling memusatkn perhatian pada penduduk bumi ini dan bagaimana mereka berbeda secar biologis.[2]

B.     Antropologi Budaya.
Ilmu ini menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaan sepanjang zaman. E.B. tylor mengemukakan devinisi tentang lebudayaan untuk untuk pertama kalinya secara sistematis. Dalam bukunya yang terkenal primitive cultural ia menulis bahwa kebudayaan adalah satu keeluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung pengtahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan berbagai kemampuan lain serta kebiasaan yang yang didapat oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan stuktur fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui oleh pola nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
Konsepsi tentang kebudayaan, bahwa kebudayaan merupakan sifat yang esensial bagi manusia. Hanya manusialah yang mampu berkebudayaan, hewan tidak memiliki kemempuan tersebut. Salah satu sebab dasar mengapa manusia dapat memiliki kebudayaan adalah karena manusia dapat berbahasa dan belajar.
Antopologi budaya mencoba memahami mengapa orang Arab itu cara hidupnya berbeda dengan orang jepang atau mengapa cara hidupnya orang prancis itu kebudayaannya berbeda dengan orang Indonesia.
Dalam mengenai Antropologi terutama yang berada di Amerika Serikat, antropologi budaya itu terpecah dalam 4 subdisiplin yaitu:
A.    Arkeologi pra sejarah.
            Ilmu yang mempelajari perkembangan kebudayaan manusia di masa lampau ketika belum terdapat bahan-bahan tertulis.sedang perkenbangan kebudayaan umat manusia sudah dikenal tulisan dipelajari oleh ilmu sejarah. Antropologi prasejarah tidah mempergunakan gahan penyusunan dari sumber yang terdiri dari catatan tertulis, maka prasejarah menggunakan bahan penyusunan dari peninggalan material yang berupa fosil.
Bendah-bendah yang terdapat di salam tanah pada zaman prasejarah misalnya dapat di pelajari dengan dua jalan;
a)      Dengan jalan stratigrafis, yaitu menyelidiki benba-benda di dalam lapisan tanah yang paling bawah
b)      Dengan jalan tipologis, mempelajari benda-benda itu berdasarkan tipe atau bentuknya
Menurut bahan yang digunakan untuk membuat alat-alat itu, prasejarah  dapat dibagi dalam empat masa:
1.      Zaman batu.
a)      Palaeeolithicem, atau zaman batu tua
b)      Mesolitcium, atau zaman batu pertengahan
c)      Neolithium , atau zaman batu baru
2.      Zaman tembaga.
3.      Zaman perunggu.
4.      Zaman besi.

B.               Antropologi linguistik
Kebudayaan ini ialah seluruh cara hidup suatu bangsa, yang dimilikinya tidak dengan jalan diturunkan dengan kelahiran melainkan dengan cara dipelajari  dalam arti yang seluas-luasnya.
Khusus hubungannya dengan antropologi budaya, terutama etnologi, bahan-bahan linguistik yang berupa daftar kata, pelukisan ciri dan pelukisan tata bahasa dari berbagai lokal yang terbesar di berbagi tempat di muka bumi ini, terkumpul bersama-sama denhan etnologi.

C.               Etnologi
Etnologi adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari kebudayaan mausia dengan mengadakan pendekatan perbandingan dari berbagai kebudayaan  secara individual yang terdapat di mika bumi ini.
Etnologi dalam aspeknya yang teoritis menyelidiki berbagai masalah tentang persamaan dan perbedaan yang ada antara berbagai kebudayan.  Dengan mengadakan penyelidikan perbandingan, perbedaan dan sebab perbedaab itu dapat diketahui.

D.              Kebudayaan dan kepribadian
      Etnologi juga memberika perhatiannya kepada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian, yang akhirnya berkembang ke aarah satu subdisiplin yang berdiri sendiri. Karena subdisiplin ini mempelajari hal yang berhubungan dengan kelompok dan tingkah laku manusia, maka terbapat kerjasama yang erat antara para ahli sosiologi dengan antropologi. Namun kepribadian dan kebudayaan itu lebih merupakan bidang kerja para ahli antropologi dari pada para ahli sosiologi, terutama para ahli antropologi yang lebih mengetahui tentang metude dan prinsip psikologi.[3]
      Bagi para ahli kebudayaan  umumnya mencakup cara berfikir dan cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu masyarakat. Sehubungan dengan itu maka kebudayaan terdiri dari bahasa, ilmu pengetahuan, hukum-hukum, kepercayaan, agama, larangan-larangan dan sebagainya.
                        Arkeologi, linguistik, etnologi, subdisiplin berhubungan langsung dengan kebudayaan  manusia dan dengan demikian dapat dikelompokkan dalam subbagian luas yang disebut  antropologi budaya.[4]
C.    Hubungan Antara Atropologi Dengan Ilmu Yang Lain.
1.      Hubungan antara antropologi sosial dengan sosiologi
Subdisiplin antropologi yang paling erat hubungannya dengan sosiologi ialah antopologi sosial, terutama kalau kita lihat pada obyek penyelidikan. Pada umumnya dikatakan, bahwa sosiologi menyelidiki masyarakat yang komplek. Dilihat dari sudut sejarah perkembangannya, sosiologi timbul dari empat sumber fikiran yaitu filsafat sosial, filsafat sejarah, teori evolusi biologi dan pikiran yang timbul dari gerakan reformasi sosial polotik. Antropologi dilihat dari sudut sejarahnya, terutama penyelidiki masyarakat sederhana yang terdapat di luar eropa dan Amerika Serikat.
Adapun perbedaan antara kedua ilmu itu memang ada, yaitu dalam metode penyelidikannya. Antropologi penyelidikan yang digunakan bersifat komparatif dari berbagai masyarakat  dan kebudayaan yang amat banyak jumlahnya, sedangkan sosiologi lebih memusatkan perhatianya kepada berbagai gejala tertentu dalam mastarakat dengan bantuan ilmu statistik.
Hubungan manusia dan kebudayaan serta masyarakat digunakan pendekatan gabunganantara antropologi, sosiologi, psikologi, dan sejarah.

2.      Hubungan antropologi dan psikologi
Antropologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang menyelidiki tingkah laku manusia yang terpolakan. Tingkah laku manusia pada dasarnya adalah manivestasi dari sikap di mana faktor motifasi psikologi menainkan peranan penting. Walaupun psikologi mempunyai tujuan yang khusus dalam penyelidikannya, akan tetapi hasil yang dicapai oleh penyelidikan psikologi itu banyak gunanya bagi penyelidikan antropologi, terutama mengenai soal kepribadian dan kebudayaan. Hasil penelitian antropologi tentang kebudayaan yang ada di seluruh dunia yang berbeda-beda itu dapat memberikan bantuan pada ahli psikologi dalam menetapkan ukuran dan pola sikap berbagai masyarakat atau dalam masyarakat pada umumnya.
Jadi, antropologi menyelidiki tentang kebudayaan yang ada pada masyarakat, sedangkan psikologi menyelidiki tentang tingkah laku pada manusia yang ada dimasyarakat.
3.      Hubungan antropologi dan geografi.
Walaupun alam bukan satu-satunya faktor yang menentukan bentuk dan isi kebudayaan, akan tetapi alam dalam arti luas memberikan pengaruh besar dalam perkembangan kebudayaan
Peranan alam dalam kebudayaan ialah, bahwa alam memberikan batas yang luas bagi kemungkinan hidup manusia, bahwa alam yang mempunyai coraknya sendiri sedikit banyak memaksa orang yang hidup yang ada dipangkuanya untuk menuruti satu cara hidup yang sesuai dengan keadaan alam bukan saja memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan manusia akan tetapi juga menyediakan bahan yang dapat menusnakan kebutuhan dan akhirnya bahwa alam juga mempengaruhi keselarasan hidup kebudayaan manusia. Bagi antropologi, lebih penting dari study deskriptif dari alam ialah studi mengenai proses adaptasi dan perubahan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan alamnya.
 Jadi, alam juga memberikan pengaruh besar dalam perkembangan kebudayaan.
4.      Hubungan antropologi dan ilmu sejarah.
Antropologi pada prinsipnya adalah ilmu sejrah juga, dengan bantuan arkeologi prasejarah dan etnologi bangsa-bangsa yang belum mengenal tulisan, di coba direkontruksikan sejah perkembangan kebudayaan umat manusia. Pengertian dan hasil penyelidikan yang dikemukakan di dalam antropologi, memberikan pengetahuan latar belakang kebudayaan dan masyarakat yang adekuat baginya.
Sebaliknya para ahli antropologi juga membutuhkan  
Pengetahuan sejarah, terutama sejarah bangsa daerah yang didatanginya.
5.      Hubungan antropologi dan ekonomi
Kita sekarang hidup dalam abad modern, yang antara lain ditandai oleh kemajuan ilmu dan teknologi. kemajuan ilmu dan teknologi berjalan seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi. Oleh karena perjalanan sejarah, maka perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu teknologi, polotik dan ekonomi itu tidak sam di dunia ini. Demikianlah, maka bagi negara yang baru merdeka, yang kehidupan ekonominya sedang mengalami perubhan, dibutuhkan selain pengertian tentang proses ekonomi dan prinsip ekonomi modern, juga sisem nilai kebudayaan di daerah masing-masing. Dan khusus mengenai hal ini antropologi dapat memberikan bantuannya.
6.      Hubungan antropologi dan ilmu hayat
Ilmu hayat sebagai ilmu yang khusus menyelidiki manusia biologi memberikan bantuan yang banyak sekali kepada antropologi fisik mengenai bidang anatomi, fisiolagi, genetika,dan embriologi.
Seorang ahli antropologi fisik yang mengkhususka studinya pada masalah evolusi manusia membutuhan bantuan dari bagaian biologi seperti embriologi, anatomi, dan antropomentr.
Demikianlah itu untuk memahami tingkah laku manusia yang disebutt kebudayaan, maka pengetahuan mengenai ilmua hayat sebagai landasan organis kebudayaan amat penting.[5]
7.      Hubungan ilmu geologi dan antropologi.
Hubungan antropolog dan ilmu geologi. Bantuan ilmu geologi mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleoantropologidan prehistori untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil makhluk primat dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu,serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang diigali dalam lapisan-lapisan bumi. Hal ini mungkin dengan terutama menganalisa dengan metode-metode geologi, umur daHal ini mungkin dengan terutama menganalisa dengan metode-metode geologi, umur dari lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadiri lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadi terkandung.
8.      Hubungan ilmu paleontologi dan antropologi.
Hubungan antara paleontologi dan antropologi.  Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil mahluk-mahluk dari kala-kala terdahuluuntuk membuat rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk mahluk dari kala-kala terdahulu hingga sekarang, tentu juga sangan diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori.
9.      Hubungan ilmu anatomi dan antropologi.
Seorang sarjana antropologi-fisik, baik yang mengkhusus kepada paleo-antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai kerangka manusia, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang ahli antropologi- fisik  untuk mendapat pengertian tentang soal asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia.
10.  Hubungan ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi.
Ilmu antropologi juga dapat menberi kepada dokter kesehatan masyarakat  yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan kebudayaan, metode-metode dan cara-cara untuk segara mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan akhlak dan adat-istiadat.
11.  Hubungan ilmu arkeologi dan antropologi.
Arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan purbakala.
Hubungannya sama-sama tentang kebudayaan tapi kalau arkeologi kebudayaan pada zaman purbakala.
12.  Hubungan ilmu politik dan antropologi
Hubungan antara kekuatan-kekuatan atau proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintahan, ke masalah-masalah yang menyangkut latar-belakang sosial budaya dari kekuatan politik itu. Hal itu terutama penting apabila seorang ahli ilmu politik harus meneliti dan menganalisa kekuatan-kekuatan politik dalam negara-nagara yang sedang berkembang, yaitu di Asia, Afrika, Oseania.[6]

                                       















BAB III
KESIMPULAN

            Antropologi fisik menyelidiki manusia sebagai makhluk biologi. Ia mempelajari manusia dari sudut jasmaninya dalam arti yang seluas-luasnya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai makhluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa sebabnya, bangsa-bangsa berbeda menurut  kedaan fisiknya.Hubungan yang terdapat antara manusia dengan makhluk lain yang bukan manusia, masalah tentang perkembangan evolusi makhluk hidup, yang memperhatikan adanya pertumbuhan dari sistem yang sederhana menuju ke arah sistem yang lebih komplek, serta teori tentang evolusiorganik dan masalah mengenai keturunan dan ras sebagai konsupsi biologi
  Antropologi budaya menyelidiki bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaan sepanjang zaman. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan stuktur fisiknya yang unik mampu mengubah lingkungan yang tidak di ketahui oleh pola nalurinya, melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan pengalaman dan pengajaran yang seluas-luasnya.
                        Hubungan Antropologi dengan ilmu-ilmu lain :
·         Hubungan antara antropologi sosial dengan sosiologi.
·         Hubungan antropologi dan psikologi.
·         Hubungan antropologi dan geografi.
·         Hubungan antropologi dan ilmu sejarah.
·         Hubungan antropologi dan ekonomi.
·         Hubungan antropologi dan ilmu hayat
·         Hubungan ilmu geologi dan antropologi
·         Hubungan ilmu paleontologi dan antropologi.
·         Hubungan ilmu anatomi dan antropologi.
·         Hubungan ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi.
·         Hubungan ilmu arkeologi dan antropologi.
·         Hubungan ilmu politik dan antropologi.





ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI


MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Tersruktur
Mata kuliah: Antropologi

Description: Description: D:\간연\xx\iain.png


Disusun oleh:

Syifaul Ummah
(B73211080)


Dosen Pembimbing:

Muchammad Ismail, MA





FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012

DAFTAR PUSTAKA

Koentjarangningrat. 2002. “Pengantar ilmu antropologi”. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsojo. 1999.”pengantar antropologi”. Jakarta: Putra A Bardin.
Ihromi.T. O. 2006.”Pokok-pokok Antropologi  Budaya”. Jakarta: yayasan Obor Indonesia.








 


KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul  “Konsep Jihat dalam Islam” tanpa suatu halangan yang berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiyullah Akhiruzzaman yang menjadi panutan dan suri tauladan bagi kita semua. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW, pemimpin umat manusia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT agar kami selalu mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.





Surabaya,13 April 2012




Penulis











ii
 





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL     ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR   .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I        PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB II       PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.    Antropologi FIsik Atau Biologis................................................... 2
B.     Antropologi Budaya...................................................................... 4
C.     Hubungan Antara Antropologi dengan Ilmu yang Lain................ 6
BAB III     KESIMPULAN.................................................................................. 10

iii
 
DAFTAR PUSTAKA


[1] Prof. Darsono, pengantar Antropologi,(Jakarta: Putra A. Bardin, 1999) hal:4-6
[2] T.O. Ihromi, pokok-pokok antropologi budaya, (jakarta: yayasan obor indonesia, 2006) hal 5-6
[3] Ibid., Hal: 6-15
[4] Ibid., Hal: 7
[5] Harsodo, pengantar antropologi, (Jakarta: Putra A Bardin, 1999) hal: 42-52
[6] Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)hal: 31-38

No comments:

Post a Comment