Monday, June 18, 2012

Tugas psikologi individu (Khofifah Kartika)

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
(Pengertian Psikologi, Tujuan dan Manfaat Mempelajari Psikologi, dan Obyek Studi Psikologi)


Dosen Pembimbing:
Dra. Ragwan Albaar, M. Fil. I

Oleh:
Khofifah Kartika (B03211013)

FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURABAYA
2012



Pengertian Psikologi dan Ruang lingkup Psikolgi
Pengertian Psikologi
Dalam pengertian sehari-hari, kita sering mendapati arti yang bermacam-macam dari kata psikologi, kebanyakan orang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa.
Jauh sebelumnya istilah itu juga telah begitu lekat  dalam kosakata bahasa yang dipergunakan dalam ragam budaya yang berbeda. Peruntukan istilah tersebut merujuk pada bentukan halus dalam diri manusia yang tidak terlihat dan hanya dapat dirasakan. Bentukan halus yang tidak tampak itu menimbulkan kesulitan sendiri dalam memberikan pengertian yang tepat.
Pertama-tama marilah kita pelajari arti harfiyah dari psikologi itu dari kata Yunani yaitu “psyche” artinya jiwa, mengenai kata “logos” artinya logika atau ilmu. Karena itu dalam bahasa Indonesia kebanyakan orang mengartikan ilmu jiwa. Dengan demikian psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Namun demikian kata “jiwa” bukanlah kata yang mudah dipahami  begitu saja, sebab jiwa memiliki arti yang beragam dan masih sangat kabur.
Dalam bahasa Arab, kata jiwa sepadan dengan kata nafs. Kata ini secara berdiri sendiri terulang sebayak 74 kali dalam berbagai ayat Al-qur’an.  Kata nafs dalam berbagai bentuknya memilki bermacam arti, antara lain:
Hati, seperti dalam surat al-Isra’ (17) ayat 25 yang berbunyi “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kamu.”
Jenis, seperti dalam surat at-Taubah (9) ayat 128, yang berbunyi “telah datang Rasul dari golongan kamu.”
Ruh, seperti dalam surat az-Zumar (39) ayat 42 yang berbunyi “Allah yang mewafatkan ruh saat kematiannya.”
Totalitas manusia, seperti dalam bahasa hukum tentang pembunuhan atas seseorang dinamai qatlu an-nafs sebagaimaa diungkap dalam surat al-Maidah ayat 32 dan ayat-ayat yang berbicara  tentang kematian seperti  dalam  surat ali Imran ayat 185 “setiap  manusia merasakan maut (Shihab,1997).”
Sisi dalam (jiwa)  manusia dan sebagai penggerak dari tingkah laku, seperti  dapat dipahami dari ayat 11 Q.S. ar-Ra’d “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Mubarok, 2001).
Begitu beragamnya makna jiwa dan penggunaanya dalam pembicaraan  sehari-hari menyebabkan terjadi kekaburan arti. Akibatnya sering timbul perbedaan pendapat mengena pengertian yang berbeda, sesuai dengan minat, paradigma, dan aliran masing-masing, meskipun hal itu tidak menyebabkan surutnya keinginan untuk memahami jiwa dalam konteks makna yang lebih mendekati, bahkan jauh sebelum psikologi berdiri sendiri.
    Sebelum psikologi sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879, psikologi dipelajari dalam cabang filsafat dan ilmu faal. Filsafat  sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500 atau 600 tahun sebelum masehi, yaitu melalui filsuf-filsuf Yunani Kuno yaitu Socrates (384-322 SM.) Pada zaman Renaisance, misalnya, Rene Descartes (1596-1650 SM), filsuf Prancis, pernah mendefinisi bahwa ilmu jiwa (Psikologi) adalah ilmu tentang kesadaran. 
Memang terdapat perbedaan pendapat para ahli sejak dulu diantara yang dirumuska oleh:
Plato dan Aristoteles ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa serta prosesnya samapai akahir.
Singgih Dirgagunarsa ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang aktivitas manusia (behaviorisme).
Psikologi menurut Mac Dougall  pada awal abad ke-20 ialah: ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia atau human behaviour. Karena itu psikologi digolongkan dalam aliran behavorism. Aliran ini di wakili oleh tokoh-tokoh  Mac Dougall, Thorndike,  dan  Watson dari amerika serikat, dan A. Pavlov serta Von Bechhterew dari rusia.
Sehingga paling tidak dapat disimpulkan  bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya dengan unsur-unsur ilmu pengetahuan, tingkah laku dan manusia. Senyatanya, psikologi ini merupakan cabang pengetahuan lainnya, psikologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan  dari ilmu filsafat.
Manfaat dan Tujuan Psikolgi
Ketika kita mempelajari tentang psikologi kita kan menemukan banyak mnfaat serta kita harus bisa mengetahui apa tujuan psikologi terhadap kita sehingga begitu banyak orang-orang yang mempelajarinya. Begitu banyak yang dapat kita daptkan ketika mempelajari psikologi karena ketika di dalam bimbingan konseling ketika  ingin menjadi seorang  konselor dasarnya harus mempelajari psikologi karena pakar dari bimbingan dan konseling itu adalah psikologi agar seorang konselor dapat mengetahui perasaan seorang klien sehingga konselor tersebut dapat menyelesaikan masalah klien.
Lantas, adakah syarat-syarat untuk mempelajari psikologi? Memang supaya orang bisa mempelajari psikologi dengan baik, dibutuhkan syarat-syarat sebagai berikut
Daya observai, yaitu kemampuan untuk mengetahui keadaan dan perasaan orang lain.
Daya empati, yaitu kemampuan untuk menghayati perasaan orang lain.
Daya intropeksi, yaitu kemampuan merenungkan diri sendiri, kelemahan, keunggulan, keraguan, keinginan, dan lain-lain.
Daya berdialog, yaitu kemampuan untuk bertukar pikiran dengan tujuan memahmi pihak lain.
3. Obyek Studi Psikologi  
    Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memilki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan ojek formal. Setiap bidang ilmu, baik ilmu khusus maupun ilmu filsfat harus memilki kedua objek tersebut.
    Obyek Mterial adalah sesuatu yang di bahas, di pelajari, atau di selidiki, atau suatu unsur yang di tentukan, atau sesuatu  yang diajdikan sasaran pemikiran (gegenstand). Objjk material cukup apa saja, baik hal-hal konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci objek material pada fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok yang nyata dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan.
    Istilah objek material ini kerap disamakan atau ditumbuhkan dengan pokok persoalan (subject matter). Pokok persoalan ini perlu dibedakan  dua arti, Arti pertama, pokok persoala dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan  faktual, Misalnya, penelitian tentang atom termasuk bidang fisika, penelitian tentang klorofil termasuk penelitian bidangbotani atau blokimia, penelitian tentang bawah sadar termasuk bidang psikologi. Arti kedua, pokok persoalan alam dimaksudkan sebagai kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Anatomi dan fisilgi keduanya bertalian dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya, sedagkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan memilki pokok persoalan yang sma, namun juga dapat dapat dikatakan berbeda. Perbedaan ini dapat diketahui pabila dikaitkan dengan corak pertanyan yang diajukan dan aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang statis,  sedangka fisiologi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang dinamis.
    Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Jadi, “sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek formal ” .  Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan nahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dan ilmu lain. Satu objekk material dapat ditinjau dari beberapa sudut pandangan sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantarannya: psikologi, antropologi, sosiologi, komunikasi. Ilmu  yang mempeajari jiwa manusia dan tingkah lakunya adalah psikologi, ilmu yang mempelajari bermacam jenios manusia dan semua aspek dari pengalama-pengalamanmanusia adalah antropologi, ilmu yang mempelajari manusia dan ikatan  kelompok adalah sosiologi, dan ilmu yang mempelajari pernyataan antarmanusia adalah ilmu komunikasi.
    Dari uraian di atas, jelas bahwa suatu objek formal dipunyai oleh satu bidang ilmu saja. Artinya, tidak mungkin ada dua atau lebih ilmu pengetahuan yang mempunyai objek formal yang sama. Jika ada ilmu yang mempunyai objek formal yang sama, kedua ilmu tadi pada dasarnya sama pula.
    Objek formal suatu ilmu dapat dilihat dari batasan atau definisi  ilmu tersebut. Dengan kata lain, objek formal suatu ilmu adalah definisi dari ilmu itu. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri, apabila dihubungkan dengan syarat-syarat untuk bisa disebut ilmu, dapat memenuhi syarat pertama, yaitu psikologi mempunyai objek tertentu. Psikologi mempunyai objek material yaitu manusia, dan objek formal atau sudut pandang keilmuannya, yaitu dari segi tingkah laku manusia. Objek tersebut bersifat empirisme.

KESIMPULAN
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya dengan unsur-unsur ilmu pengetahuan, tingkah laku dan manusia. Senyatanya, psikologi ini merupakan cabang pengetahuan lainnya, psikologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan  dari ilmu filsafat. Dan manfaat serta tujuan psikologi adalah:
Daya observai, yaitu kemampuan untuk mengetahui keadaan dan perasaan orang lain.
Daya empati, yaitu kemampuan untuk menghayati perasaan orang lain.
Daya intropeksi, yaitu kemampuan merenungkan diri sendiri, kelemahan, keunggulan, keraguan, keinginan, dan lain-lain.
Daya berdialog, yaitu kemampuan untuk bertukar pikiran dengan tujuan memahmi pihak lain.
Obyek psikologi mempuanyai dua objek yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang di bahas, di pelajari, atau di selidiki atau suatu unsur yang di tentukan atau yang dijadikan sasaran pemikiran. Objek material cukup apa saja, baik hal-hal konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Sedangkan obyek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya

Daftar Pustaka
Walgito Bima, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Penerbit  Fakultas Psikologi UGM, 1981,)
Rahman Abdul Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam (Kencana: Penerbit  Prenada Media, 2004,)
Kartono Kartini, Psikologi Umum (Bandung: Penerbit  CV. Mandar Maju, 1996,) Dougall, Mc, W., The enegies of men, London, 1932
    Alex Drs. Sobur, M.Si. Psikologi Umum (Dalam Lintasan Sejarah), CV PUSTAKA SETIA. Bandung, 2003.
Rahman Abdul Shaleh-Abdul Muhbib Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (Dalam Persepektif Islam),  PRENADA MEDIA. Jakarta, 2004
Dr. Prof. Imam Malik, M.Ag, Pengantar Psikologi Umum, SUKSES OFFEST. Yogyakarta, 2011.
Wayan Drs. Ardhana, MA, Pengantar Psikologi Umum, USAHA NASIONAL.Surabaya, 1982.

No comments:

Post a Comment