Monday, July 2, 2012

KEBUDAYAAN dan MASYARAKAT


KEBUDAYAAN dan MASYARAKAT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
 SOSIOLOGI





Pembimbing :
Mohamad Thohir, M. Pd.i
Disusun Oleh :
Leni Puspita Sari                  ( B03211016)
Rio Perdana                           (B03211028)
Siti Indarwati                         (B03211031)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM / C1
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb      
Segala puji bagi Allah yang maha kuasa yang mana karena rahmat dan hidayah-NYA. Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam bagi hambah dan rasul-NYA Muhammad SAW yang Ia utus sebagai rahmat bagi semesta alam sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan memberi peringatan bagi orang-orang kafir. Mudah-mudahan terlimpah pula kepada keluargaNYA, sahabat-sahabatNYA, dan orang-orang yang menempuh jalanNYA serta mengikuti petunjukNYA hingga hari kiamat.
Berkat rahmat serta hidayahNYA akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul Kebudayaan dan Masyarakat dan kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Mohamad Thohir, M. Pd.i selaku dosen pembimbing bidang study Sosiologi. Serta teman-teman yang telah  memberikan motivasi kepada kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga dapat manfaat bagi yang membacanya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyk kelemahan dan kekurangan, maka dari itu penulis pengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb
                                                                         

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Secara etimologis kebudayaan berasal dari kata bahasa sansekerta, buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sedangakan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture.  Kata ini berasal dari kata bahasa Latin yaitu colere yang berarti mengelolah atau mengerjakan yaitu mengelolah tanah atau bertani. Makna dari istilah itu kemudian mengalami perluasan yakni merujuk semua kegiatan manusia untuk mengelolah atau mengubah alam.  
2.      Rumusan masalah
1)      Apa pengertian kebudayaan dan masyarakat?
2)      Apa saja fungsi kebudayaan dan masyarakat?
3)      Apa saja unsur-unsur kebudayaan dan msyarakat?
4)      Apa hakikat kebudayaan dan masyarakat?
3.      Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian kebudayaan dan masyarakat
2.     Untuk mengetahui fungsi-fungsi kebudayaan dan masyarakat
3.     Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan dan masyarakat
4.     Untuk mengetahui hakikat kebudayaan dan masyarakat






                                                            BAB II      
PEMBAHASAN
1.       Pengertian Kebudayaan dan Masyarakat
Definisi klasik kebudayaan seperti dikemukakan oleh Edward B. Taylor adalah keseluruhan kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Atau secara sederhana bisa dikatakan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.
Berdasar asal usul katanya kebudayaan berasal dari bhs Sansekerta buddhayah (bentuk jamak). Bentuk tunggal : buddhi (budi atau akal). Jadi berdasarkan asal usul katanya kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dari bahasa Inggris culture berasal dari bhs Latin (colere) yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Jadi culture adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. [1]
Kebudayaan dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu kebudayaan materi dan nonmateri. Kebudayaan nonmaeri terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang, hasil pemikiran, adat istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat. Kebuadayaan materi terdiri atas benda-benda hasilkarya misalnya, alat-alat, mebel, mobil, bangunan ladang yang diolah, jembatan dsb.
Kebudayaan (culture) sering dicampuradukan dengan masyarakat (society), yang sebenarnya arti keduanya berbeda. Kebuadayaan adalah sistem nilai dan norma, sementara masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mendiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memeliki kebuadayaan yang sama, dan melakukan sebagain besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain.

2.       Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya. [2]Kecuali itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karma kemampuan manusia adalah terbatas,dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptanya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karca masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di Mana melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.[3]
Adapun fungsi kebudayaan dan masyarakat adalah:
        Mengatasi Tekanan Hidup
        Wahana dan wadah pegembangan diri
        Pedoman memenuhi kebutuhan hidup (primer, sosial dan integratif).
Hasil-hasil penemuan manusia itu sendiri memungkinkan manusia untuk dapat mengatasi tekanan alam. Kalau sebelumnya manusia sangat tergantung pada kemurahan alam, namun kemudian manusia menyadari bahwa ia harus mengelolah alam itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi tidak hanya itu kebudayaan dapat juga sebagai wahana ekspresi diri, media komunikasi dengan anggota masyarakat yang lainnya. Bahasa, norma misalnya memungkinkan manusia dapat bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang lainnya.
3.      Unsur Kebuadayaan Universal
Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di manapun di dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, be¬lum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture" telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu. Inti pendapat-pendapat para sarjana itu menunjuk pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1.      Teknologi
2.      Organisasi
3.      Sistem pengetahuan.
4.      Bahasa
5.      Kesenian
6.      Ekonomi
7.      Religi (sistem kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di atas, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau Cultural Aclivity.13 Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex.[4]
Menurut Bronislaw Malinowski yang selalu mencoba mencari fungsi atau kegunaan setiap unsur kebudayaan, tak ada suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang cocok dalam rangka kebudayaan sebagai keseluruhan. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan kegunaannya, unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasaan-kebiasaan serta dorongan, tanggapan yang didapat dengan belajar serta dasar-dasar untuk organisasi, harus diatur sedemikian rupa, sehingga memungkinkari pemuasan kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.

4.      Hakekat Kebudayaan
·         budayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
·         Kebudayaan telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya generasi tertentu
·         Kebudayaan diwujudkan dalam perilaku, termasuk aturan-aturan, kewajiban masyarakat.





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara substantif, E.B. Tylor  memberikan defenisi mengenai kebudayaan sebagai suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia  sebagai anggota masyarakat. secara sederhana bisa dikatakan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.













DAFTAR PUSTAKA
Worsley, Peter. 1992. Pengantar Sosiologi sebuah Perbandingan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
M. Kelly, Gail. 1988. Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminuddin, Ram. 1992. Sosiologi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.



[1] Peter, Worsley. Pengantar Sosiologi sebuah Perbandingan. (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1992). Hal. 225
[2] Gail, M. Kelly. Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial. (Jakarta: Rajawali Pers, 1988). Hal. 114
[3] Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Hal. 55                                          

[4] Ram, Aminuddin. Sosiologi. (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1992). Hal. 57

No comments:

Post a Comment